100kpj – DKI Jakarta, menjadi pilihan warga daerah untuk mengadu nasib demi mendapatkan penghasilan yang lebih memadai. Menjadi Ibu Kota Indonesia dan pusatnya perputaran uang, menjadi daya tarik untuk meraih kesuksesan.
Jadi tidak heran kalau setiap tahun warga daerah berbondong-bondong datang ke DKI untuk mengadu nasib. Dengan begitu penduduk terus meningkat, maka pemerintah berencana memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan agar tidak terjadi penumpukan.
Segaris dengan jumlah penduduk, wilayah DKI menjadi penyumbang terbesar penjualan mobil dan motor di Indonesia. Mengingat infrastuktur jalan kurang memadai, otomatis kemacetan semakin parah karena pemilik kendaraan terus meningkat.
Untuk mengular kemacetan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI terus memperbaiki transportasi umum dan mengkampanyekan kepada masyarakat untuk memanfaatkannya. Salah satunya memperbanyak armada bus TransJakarta dan memperluas rutenya.
Kini juga sudah ada kereta listrik atau MRT (Mass Rapid Transit) yang menghubungkan beberapa wilayah di DKI. Belum lagi ada angkutan kota atau angkot, artinya sudah cukup banyak pilihan transportasi umum yang bisa dimanfaatkan.
Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, pesatnya pertumbuhan transportasi umum sudah terlihat dampaknya. Di mana ratusan ribu penduduk sudah meninggalkan kendaraan pribadi yang mereka miliki, dan beralih ke transportasi umum.
“Alhamdullilah tahun ini jumlah pengguna kendaraan umum teah naik dua kal iipat dari tahun 2017. Artinya warga memilh berpindah dari kendaran pribadi ke transportasi umum. Di 2017 hanya 340 ribu orang pengguna kendaraan umum, sekarang sudah menjadi 700 ribu orang rata-rata,” ujarnya saat acara peresmian Tesla Club Indonesia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan hasil rata-rata tersebut berarti sekitar 360 ribu orang sudah beralih menggunakan angkutan umum setiap hari. “Sekarang sudah pindah dari kendaran pribadi ke kendaraan umum. Itu pun rata-rata, kalau picnya sampai satu juta orang per-hari. Ini lah yang kita dorong terus,” katanya.