Menurut Hendrik, perusahaan transportasi seperti Grab mempunyai cara untuk mengakali keterbatasan infrastrukturnya. Salah satunya investasi untuk mendirikan tempat pengisian baterai, dan menggandeng pemerintah atau perusahaan negara seperti PLN.
“Taksi kan investasi untuk charging stationnya. Harga satu charging saja puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Aapakah konsuumen retail mau investasi atau membeli charging station tersebut, kan enggak,” tuturnya.
Saat disiunggung soal penyediaan charging station adalah tanggung jawab produsen atau pemerintah, dia pun enggan berkomentar. Begitu pun saat ditegaskan soal waktu peluncuran yang tepat untuk Ioniq, dia masih bungkam seribu Bahasa.
Sebagai informasi, Hyundai menawarkan IONIQ dalam bentuk sedan dengan versi Plug-in Hybrid, Hybrid dan full listrik. Untuk listrik murni, sedan asal Negeri Gingseng tersebut dibekali baterai berdaya 38,3 kWh (killo watt per hour), dengan output 113 Kw.
Daya jelajah sedan tanpa emisi tersebut cukup jauh, yakni 373 km dalam keadaan baterai penuh. Dan untuk tenaga maksimalnya setara 136 daya kuda dan torsi 295 Newton meter. Kecepatan maksimumnya 165 km/jam, untuk menuju 100 km/jam butuh waktu 9,9 detik