100kpj – Umumnya diler mobil bukan sekadar menjual produk, namun juga dilengkapi dengan fasilitas bengkel dan spare parts. Tujuannya agar konsumen mudah melakukan perawatan kendaraannya dengan kualitas yang sudah terjamin.
Namun kendalanya, bengkel resmi biasanya mematok harga spare parts atau jasa servis lebih mahal dari pada bengkel di pinggir jalan. Hal tersebut yang membuat sebagian pemilik kendaraan tidak memilih bengkel resmi untuk perawatan.
Seperti halnya konsumen Mitsubishi yang sebagian tidak melakukan servis di bengkel resmi. Seperti yang disampaikan Director of Aftersales Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) sebagai distributornya, Eiichiro Hamazaki.
“Kami menyiapkan servis mobil pada 1.000 kilometer dan 10.000 kilometer sebagai pelayanan gratis. Ini adalah salah satu target kami (agar konsumen balik ke bengkel resmi). During periode ini kami mencapai hampir 100 persen, yakni 95 persen,” ujarnya di Jakarta baru-baru ini.
Jumlah 95 persen yang memilih balik ke bengkel resmi untuk perawatan karena jasa servis atau biaya pergantian spare parts masih gratis. Sementara bagi konsumen yang melakukan pembayaran untuk jasa servis dan spare parts, jumlahnya tidak sebanyak itu.
“Totalnya, almost 70 sampai 80 persen rata-rata kembali. Ini angka yang tinggi dibandingkan Mitsubishi negara lain. Kami percaya customer kami akan kembali ke bengkel kami, karena kami juga memeriksa unit yang sudah dijual sejak tujuh tahun lalu,” tuturnya.
Sementara menurut Head of After Sales Marketing & Develpoment Department PT MMKSI, Ronald Reagan, terkait daerah mana yang paling tinggi konsumennya masih percaya dengan bengkel resmi, dari data laporan yang dirangkum MMKSI, hampir semua daerah rata.
“Perbedaannya sedikit sekali, terkait dengan perbedaan tingkat retensi tersebut,” katanya.
Oleh sebab itu, diharap melalui perombakan aftersales yang disebut Mitsubishi One, MMKSI yakin akan timbul rasa emosional antara konsumen dengan merek, yang akhirnya mereka balik lagi ke bengkel resmi. (re2)