100KPJ

Terungkap Penyebab Utama Xpander Tipe Terendah Kurang Laku

Share :

100kpj – Mitsubishi Xpander masih menjadi tulang punggung penjualan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) sebagai produsennya. Xpander dibekali mesin berkapasitas 1.500cc dengan pilihan transmisi matik dan manual.

Dijual dalam delapan varian, dengan harga mulai dari Rp210,3 juta tipe GLX manual sampai Rp265,1 juta untuk tipe Ultimate matik. Sementara Avanza dibekali dua pilihan mesin, yaitu berkapasitas 1.300cc dan 1.500cc dengan transmisi manual dan matik.

Avanza ditawarkan lima varian dengan harga mulai dari Rp191,1 juta tipe 1.3 E manual sampai Rp221,25 juta untuk tipe 1.5 G MT. Dan Avanza Veloz ada empat varian, banderolnya mulai Rp215,65 juta untuk tipe 1.3 MT sampai Rp239,45 juta tipe 1.5 AT.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Januari sampai September 2019, penjualan Avanza dari pabrik ke diler mencapai 65.146 unit, dan Avanza tipe 1.3 G manual masih penyumbang terbanyak, yakni 25.276 unit.

Sedangkan Xpander dalam periode yang sama hanya terjual 48.195 unit. Dan model terlarisnya bukan di kelas menengah seperti Avanza, namun tipe Ultimate matik yang merupakan varian tertinggi Xpander, dengan menorehkan angka 21.378 unit.

Memang tipe terendah Xpander kurang laku di pasaran, maka tidak heran jika angka distribusinya dari pabrik ke diler tidak sebanding dengan varian tertinggi. Menanggapi hal tersebut, Director of Sales & Marketing Division PT MMKSI, Irwan Kuncoro angkat bicara.

“Kalau kompetitor mereka 80 persen penjualannya yang 1.3 G, saya enggak tahu ini strategi mereka atau apa. Dan dominasi mobil di kelas tersebut untuk pasar fleet seperti taksi, usaha, di mana Xpander tidak bisa masuk ke situ,” ujarnya kepada 100KPJ.

“Tapi bukan berarti kami tidak bisa masuk ke situ, sekarang perusahaan-perusahaan besar pun sudah pakai Xpander. Seperti Bank, Garuda Indonesia tapi perusahaan taksi belum mungkin karena harga (Xpander), tapi faktanya seperti itu,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, memang dari awal diluncurkan pada 2017 lalu penyumbang terbesar penjualan Xpander adalah tipe Ultimate hingga lebih dari 50 persen. Tapi sekarang sudah mulai bergeser antara varian bawah dan menengah. 

“Fenomenanya di Indonesia itu varian paling atas paling laku, jadi biasanya pada saat launcing top varian paling laku dan yang beli segmen atas, jadi bukan mobil pertama. Berjalan waktu baru mulai segmen bawah mulai banyak yang beli,” katanya.

 

Share :
Berita Terkait