100kpj – Gran Max merupakan produk andalan Daihatsu di segmen niaga. Bahkan, angka penjualannya terus meningkat setiap tahunnya. Meski begitu, sejak pertama diluncurkan awal 2008 silam, produk yang terlahir dalam varian pikap dan minibus itu belum pernah alami pembaruan. Mengapa demikian?
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor atau ADM, Amelia Tjandra menyebut, konsumen yang membeli kendaraan niaga umumnya berdasarkan pertimbangan fungsi, bukan tampilan. Sehingga, memoles tubuh Gran Max dengan guratan serta warna baru dirasa kurang perlu.
“Sebelum melakukan penyegaran, kita juga harus lihat jenis kendaraannya. Pembeli (mobil) komersial itu tidak terlalu memikirkan style atau gaya. Mereka lebih melihat fungsi, kapasitas, dan ketahanan yang cocok dengan bisnis mereka,” ujar Amel kepada pewarta di Jakarta.
Kendati secara tampilan belum pernah mendapat ubahan, namun dirinya mengaku, PT ADM beberapa kali melakukan penyegaran Gran Max di bagian mesin. Akan tetapi, pihaknya tak mau membukanya kepada publik. Sebab, pembaruan tersebut hanya bersifat minor change.
“Kami memang tidak melakukan penyegaran soal bodi, tapi lebih mengikuti Euro4. Jadi kami terus refreshment sesuai kebutuhan customer terutama di sektor mesin dan kenyamanan berkendaran,” sambungnya.
Sebagai informasi, sejak pertama diluncurkan, kombinasi Daihatsu Gran Max dan Luxio telah terjual sebanyak 300.377 unit. Sempat menghadirkan mobil niaga versi mungil pada 2016 lalu, yakni Hi-Max, toh nyatanya belum mampu menyamai keberhasilan yang telah diraih sang kakak.
Saat ini, kata Amel, pesaing Gran Max ialah Suzuki Carry. Namun apabila membandingkannya lebih luas, DFSK Super Cab bisa menjadi ancaman baru lantaran harganya yang lebih terjangkau. (re2)