100kpj – Beberapa waktu lalu, PT Solo Manufaktur Kreasi atau SMK akhirnya resmi memroduksi mobil perdana mereka, yakni pikap Bima. Peluncuran yang digelar di Boyolali, Jawa Tengah itu turut dihadiri orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo.
Di salah satu pidatonya, ia menyebut bahwa komponen yang terpasang di pikap Bima masih mengandalkan impor dari luar negeri, sedang kandungan lokalnya sendiri tak sampai 80 persen.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyampaikan, bahwa kandungan lokal di mobil pertama Esemka masih jauh dibandingkan perusahaan lain yang sudah memulainya lebih awal. Namun, kata dia, kandungan di atas 60 persen sudah cukup baik bagi pendatang baru seperti Esemka.
Salah satu perusahaan yang hasil produksinya banyak menggunakan kandungan lokal, adalah Toyota. Bahkan, untuk mobil jenis low cost green car (LCGC) seperti Calya, kandungannya lebih dari 90 persen.
“Calya baru dan lama kandungan lokalnya sama, ada di kisaran 94 persen,” ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor atau TAM, Anton Jimmy di Jakarta, belum lama ini.
Angka tersebut tentu mengungguli Esemka yang berstatus sebagai mobil nasional. Bahkan kabarnya, Calya bukan menjadi produk TIM dengan kandungan lokal tertinggi, melainkan Avanza yang kandungannya satu persen lebih besar.
Meski statusnya sebagai perusahaan asal Jepang, namun Anton memastikan pihaknya terus berupaya meningkatkan kandungan lokal mobil yang dibuat di dalam negero. Sebab dengan cara itu, ongkos produksi bisa lebih ditekan.