Lowo Ireng Reborn adalah generasi terbaru. Sebab pertama kali dilahirkan pada 2014 lalu, masih mengusung mesin berbahan bakar, dan kini berpenggerak listrik murni yang dayanya dari baterai Lithium-ion 20 kWh (kilowatt hour).
Direktur Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif ITS Surabaya, Muhammad Nur Yuniarto mengatakan, awalnya Lowo Ireng menggunakan tenaga penggerak mesin Mitsubishi tipe 6A13 twin-turbo dengan tenaga maksimal 205 daya kuda.
Sistem pengabutannya pun sudah injeksi, dan ECU (Engine Control Unit) menggunakan produk hasil riset alumni mahasiswa ITS. Seiring perkembangan teknologi, mobil yang dapat menampung dua penumpang itu bertranformasi jadi ramah lingkungan.
“Lowo Ireng berarti kelelawar hitam. Karena tim yang bekerja ini senang bekerja tengah malam, seperti kelelawar. Bentuk badannya juga mengusung mobil sport seperti kelelawar," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pria berambut gondrong itu menyebut, teknologi utama yang digunakan Lowo Ireng Reborn adalah controller atau inverter, battery management system, dan interface vehicle unit. Dalam keadaan baterai penuh jarak tempuhnya mencapai 160 kilometer.
“Bentuknya juga bagus. Sebagian komponennya merupakan buatan ITS sendiri," katanya. (re2)