100kpj – PT Toyota Astra Motor atau TAM pertama kali mengenalkan Calya pada tiga tahun silam. Mulai saat itu hingga kini, penjualannya di dalam negeri terbilang laris. Tercatat, sekurangnya 215 ribu unit telah laku terjual ke konsumen.
Pesonanya yang memikat tersebut, rupanya belum mampu membuat Toyota tertarik mengirimnya ke pasar luar negeri. Padahal, sebagian kalangan menilai, langkah tersebut tentu sangat menguntungkan pabrikan.
Presiden Direktur PT TAM, Yoshihiro Nakata menyebut, bahwa Toyota sebenarnya ingin sekali menjadikan Indonesia sebagai negara yang giat mengekspor produk. Namun untuk Calya, pihaknya mengaku belum ada rencana.
“Kami tentu ingin melakukan hal itu. Tetapi perlu dipahami, sebelum mengekspor mobil ke suatu negara, kami harus pelajari dulu kebutuhan negara yang menerimanya seperti apa. Pertimbangan tersebut harus matang, sebelum kami mantap membuat keputusan,” ujar Nakata di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Nakata menambahkan, selain Indonesia, mobil LCGC atau entry MPV berpenumpang tujuh juga diminati pasar luar negeri. Namun, kata dia, seandainya Toyota Calya suatu hari nanti menjadi komoditas ekspor, maka ada beberapa fitur di mobil yang perlu mendapat ubahan.
“Karena karakteristik pengemudi di Indonesia dan luar negeri berbeda. Jadi, kalau harus ada penambahan fitur di mobil, kami pasti akan mempertimbangkannya,” kata dia.
Sebagai informasi, Toyota Calya terbaru yang meluncur beberapa hari lalu, menerima beberapa fitur tambahan, seperti lampu depan LED, spion elektrik, panel instrumen dengan layar sentuh, serta penambahan tombol pengaturan hiburan di setir kemudi. Mobil itu dijual mulai dari Rp137 juta, on the road Jakarta. (re2)