100KPJ

Komponen Sedikit, Biaya Produksi Mobil Listrik Lebih Mahal

Share :

100kpj – Jantung utama kendaraan listrik baterai, generator dan motor listriknya atau dinamo sebagai penggerak roda. Maka tidak heran jika mobil pelahap setrum memiliki komponen yang lebih sedikit ketimbang mobil bermesin bahan bakar.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Yohannes Nangoi mengatakan, mobil mesin pembakaran membutuhkan 30 ribu komponen. Sedangkan mobil listrik hanya 20 ribu komponen, maka industry akan berubah.

“Seperti muffler, radiator, slinder head tidak akan diperlukan (mobil listrik). Kita harus siap dengan perubahan itu, karena kalau tidak kita akan impor semua dari luar negeri. Indonesia akan jadi sasaran penjualan saja,” ujarnya di Jakarta.

Nangoi mengatakan, ongkos produksi lebih murah kendaraan konvensional meski secara komponen lebih banyak. Untuk membuat mobil bermesin bahan bakar atau combassion engine hanya diperlukan modal 15.000 dolar atau Rp213 juta.

“Tapi untuk hybrid harus ditambah lagi 2.300 dolar atau 17.300 dolar (Rp245juta). Sedangkan untuk plug-in hybrid yang baterainya lebih besar, ongkosnya lebih mahal kira-kira 9.000 dolar atau 24.000 dolar (Rp340 juta),” tuturnya.

Lebih lanjut Nangoi menjelaskan, untuk mobil listrik murni modal produksi satu unitnya lebih mahal ditambah 13.000 dolar dari ongkos pembuatan mobil plug-in hybrid. Totalnya 28.000 dolar satu unit mobil listrik murni atau Rp397 juta.

“Belum pajak dan segala macam, makannya harga mobil listrik agak mahal. Tentunya dukungan dari pemerintah untuk menggalakkan kepada masyarakat agar menyukai mobil listrik, otomatis harus disiapkan isentif tambahan,” sambungnya.

Terkait pengurangan jumlah komponen di mobil ramah lingkungan, Nangoi berharap ada cara supaya industri penyedia parts tidak mati. Karena saat ini menurutnya, total karwayan yang bekerja di dalam manufactur atau industri otomtoif ada tiga juta orang.

Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) juga memprediksi era mobil listrik akan menghapus 30 persen perusahaan komponen lokal. Seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal GIAMM, Hadi Surjadipradja di Gedung Kementerian Perindustrian.

“Kami menaungi 150 perusahaan dari industry skala besar dan kecil. Anggota kami akan berubah, minimal sepertiga hilang (era kendaraan listrik). Tapi jangan khawatir karena mobil komersial tetap membutuhkan mesin bahan bakar,” tutur Hadi.

 

Share :
Berita Terkait