100kpj – All New Kona Electric menjadi mobil listrik pertama Hyundai yang menggunakan baterai buatan lokal dengan berbahan dasar nikel. Dengan begitu TKDN Kona Electric terbaru paling tinggi dibandingkan mobil listrik lain.
Ditawarkan dalam 5 varian, untuk Kona Electric Style dibanderol Rp499 juta, Prime Standard Range Rp515 juta, Signature Standard Range Rp575 juta, Prime Long Range Rp560 juta, dan Signature Long Range Rp590 juta.
Meski sebelumnya 100kpj sudah mencoba mobil listrik lokal tersebut dengan rute Jakarta-Semarang, kini menjelang liburan akhir tahun kami kembali menguji All New Kona Electric, tapi kali ini bersama keluarga.
Di dalam mobil berisikan dua penumpang dewasa dengan bobot rata-rata 70 kilogram, dan dua anak kecil dengan berat 20-30 kg. Hal pertama yang menjadi perhitungan sebelum berlibur pengeluaran di perjalanan.
Kebetulan unit yang kami pakai tipe Signature Long Range, mengingat rute perjalanan hanya Jakarta-Bandung, maka tidak ada rasa khawatir kehabisan baterai di tengah perjalanan, karena daya jelajah baterainya.
Untuk tipe Long Range dibekali baterai berkapasitas 66 kWh dengan jarak tempuh melalui pengujian NEDC sejauh 549 km. Sedangkan perjalanan kami selama dua hari pakai mobil listrik tersebut lebih pendek dari klaim tersebut.
Selain jarak tempuh, banyak SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di Rest Area, atau di Kota Bandung, terlebih tempat peninapan kami di kawasan Cihampelas, Bandung menyediakan charging station meskipun AC.
Perjalanan kami mulai dari kawasan Jakarta Selatan dengan kondisi baterai 93 persen, mulai dari macet di dalam kota, serta lancar jaya di Jalan Tol kami temui.
Alhasil saat pemberhentian pertama di salah satu tempat makan terkenal di Purwarkata, baterai Kona Electric tersisa 75 persen. Selama perjalanan kecepatan rata-rata 20-80 km per jam, tergantung kondisi jalan.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju tempat penginapan, setibanya di hotel yang berada di Cihampelas, Kota Bandung, baterai tersisa 52 persen dengan jarak tempuh yang masih bisa dilalui di atas 200 km.
Agar tidak khawatir di perjalanan pulang, dan mencari kuliner di Kota Kembang, kami putuskan melakukan pengisian daya baterai di area parkir hotel, meskipun pakai arus tidak searah alias AC Type -2 berdaya 22 kWh.
Kami hanya melakukan pengisian 30 kWh (per kWh Rp2.466) dengan memakan waktu sekitar 3 jam lebih, dan biaya totalnya Rp96.643 ribu termasuk pajak, dan lain-lain. Setelah di cas kondisi baterai menjadi 90 persenan.
Selama di Bandung kami juga menggunakan mobil listrik bergaya SUV kompak itu untuk mencari kuliner, hingga keesokan harinya tanpa melakukan pengisian lagi kami langsung pulang ke Jakarta dengan kondisi baterai sudah 80 persen.
Meskipun jalanan agak macet di dalam kota, dan Tol Cipularang, sesampainya di rumah di kawasan Jakarta Selatan, baterai masih tersisa 51 persen.
Total jarak tempuh kami selama liburan 338 km Jakarta-Bandung-Jakarta, di mana catatan konsumsi listriknya 7,5 km per kwh. Artinya jika baterai Kona Electric penuh 100 persen bisa menempuh 495 km.
Sementara untuk biaya pengisian listrik yang perlu dikeluarkan untuk menempuh jarak Jakarta-Bandung-Jakarta berarti Rp111,117 ribu, atau setara 45,06 kWh yang terpakai.
Jika menggunakan mobil bermsin bahan bakar artinya perlu biaya Rp545,226 ribu untuk pengisian bensin dengan kategori RON 92 atau Pertamax (Rp12.100 per liter).
Tapi dengan catatan konsumsi BBM-nya setara dengan konsumsi listrik All New Kona Electric, di mana angka satu liter per 7,5 km tergolong boros, dan biasanya hanya ditemui pada mobil dengan mesin di atas 2.000cc.