Anton menjelaskan, harga tidak bisa diatur naik atau turun sesuai keinginan, tapi sudah ada perhitungan dan strateginya. Namun tidak menutup kemungkinan nantinya akan ada penyesuaian harga jika ada kebijakan yang berubah.
“Kalau di kompetisi pasar tersebut kita harus menyesuaikan harga atau harus menurunkan harga, ya kita harus sesuaikan di pasar itu. Dan pasti memenuhi kriteria biaya logistik dan lain-lain,” katanya.
Lantas apa mobil paling laris Toyota di ibu kota baru? “Saya terus terang belum mendapatkan data detil model apa saja. Tapi rasanya enggak jauh dengan model nasional seperti Avanza, Calya, Innova seperti itu,” tuturnya.
Lebih lanjut Anton menyebut, peminat mobil keluarga cukup banyak terlebih di Kalimantan Timur seperti Balikpapan, Samarinda. Karena sudah perkotaan, namun pasar mobil komersial juga tinggi di Kalimantan setelah pulau Jawa.
“2018 itu rata-rata penjualannya di Kaltim 520 unit per-bulan, ini Toyota total satu tahun 6.245 unit. Kalau 2019 sampai Juli sudah 3.330 unit, rata-rata-ratanya 476 unit per-bulan di Kaltim saja,” tuturnya.
Anton mengatakan, angka penjualan itu didapat dari tujuh diler resmi Toyota yang tersebar di Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Tenggarong.