100kpj – Wuling Cloud EV menjadi mobil listrik paling sempurna yang dijual Wuling Motors saat ini. Selain punya dimensi lebih besar dari Air ev, dan BinguoEV, mobil listrik ketiganya itu tergolong paling nyaman.
Baru-baru ini 100kpj berkesempatan mencoba Wuling Cloud EV dengan rute Jakarta-Bogor-Jakarta, di dalam mobil berisikan 3 penumpang, melewati jalan dalam kota dengan kondisi stop and go, dan jalan tol.
Mengingat Cloud EV memiliki baterai lithium ferrophosphate, atau LFP berdaya 50,6 kWh, dan diklaim bisa berjalan hingga 460 kilometer, maka selama perjalanan kami tidak perlu melakukan pengisian baterai.
“Dalam kesempatan istimewa ini rekan-rekan media bisa merasakan pengalaman daily driven bersama medium hatchback EV Wuling,” ujar Marketing Operation Director Wuling Motors, Liu Yan, dikutip, Jumat 16 Agustus 2024.
Masuk ke kabin, hal pertama yang menyita perhatian tidak ada tombol untuk mengatur AC, spion, parkir elektrik, transmisi di konsol tengah, tombol lampu hazard, dan lain-lain. Sehingga terlihat lebih minimalis.
Namun di lain sisi hilangnya tombol-tombol tersebut bisa membuat orang yang baru pertama kali menggunakannya bingung, sehingga pemilik perlu memahami mobilnya secara jelas, agar tidak kagok saat di jalan.
Karena hampir semua akses fiturnya dilakukan melalui layar head unit berukuran 15,6 inci, seperti pengaturan AC, mengatur spion, membuka bagasi, menghidupkan lampu depan, hingga memilih mode berkendara.
Sedangkan tuas transmisi berada di belakang kemudi pada sisi kiri, karena umumnya menjadi akses untuk menghidupkan wiper saat hujan. Sehingga sebagai penggantinya, wiper bisa aktif melalui fitur perintah suara.
Oleh sebab itu Wuling Indonesian Command (WIND) di Cloud EV fungsinya lebih banyak, diantarnya untuk mengatur mode berkendara saat mobil berjalan, serta membuka bagasi belakang.
Untuk membuka, atau menutup bagasi ada 5 cara, pengemudi hanya mendekatkan kunci dan berdiri di belakang mobil, lalu dari head unit, manaul dengan menekan tombol di bagasi, dan kelima menekan tombol di remot.
Sedangkan akses rem parkir elektriknya hanya menekan tombol di ujung tuas transmisi di balik kemudi. Tapi bagusnya, Wuling menyisakan tombol untuk membuka jendela depan, dan belakang di pintu pengemudi.
Di luar itu Cloud EV memberikan kenyamanan layiknya duduk di sofa rumah, karena busa joknya sangat empuk, dan lembut, meski dibalut bahan semi kulit tidak terasa keras.
Keunikan lainnya, kursi depan bisa dibuat menyatu dengan kursi baris kedua, seakan-akan seperti sofabed untuk tempat tidur.
Soal posisi berkendara dengan postur tinggi 175 cm, visibilitasnya sangat baik meski pengaturan setir hanya atas-bawah, namun pengaturan jok yang sudah elektrik memudahkan pengemudi mencari posisi nyaman.
Selain itu hadirnya kamera 360 derajat cukup membantu pengemudi, baik saat berjalan, atau parkir karena bisa melihat kondisi mobil secara utuh dari layar head unit, dan bisa diatur sesuai sisi yang ingin dilihat. Lantas gimana impresi berkendaranya?
Cloud EV dilengkapi 4 mode berkendara, yaitu Eco+, Eco, Normal, dan Sport. Namun selama perjalanan, mode Normal lebih sering saya gunakan, karena saat memilih mode Eco+ laju mobil sangat terasa berat,
Menariknya di awal berjalan, jika pengemudi tidak menggunakan sabuk pengaman, walaupun posisi tuas sudah di D, mobil terasa berat karena rem parkir masih dalam kondisi aktif ketika seatbelt belum terpasang.
Padahal umumnya ketika tuas transmisi sudah berpindah ke D otomatis rem parkir tidak aktif. Lalu jika memilih mode Eco+ kecepatan maksimal hanya 80 km per jam, berbeda dengan 3 mode lainnya yang bisa melesat 150 km per jam.
Mode Normal menurut saya sudah cukup untuk Anda yang baru menggunakan mobil listrik, karena jika memilih mode Sport tenaga yang dihasilkan dari putaran bawah sangat besar, dan instan, cukup berbahaya jika digunakan di dalam kota.
Adapun untuk sistem keamanannya, Cloud EV dilengkapi ADAS (Advanced Driving Assistant System), di mana mobil bisa membaca marka jalan, berjalan tanpa perlu menginjak pedal gas, dan melakukan pengereman otomatis.
Melewati jalan macet, atau stop and go, pengemudi tidak perlu menekan tombol parking, karena hanya menekan pedal rem saja sudah berhenti berkat Auto Vehicle Hold, jadi enggak perlu repot memindahkan tuas ke N.
Kemudian tenaga yang dihasilkan instan sama dengan mobil listrik pada umumnya yang memberikan sensai lebih responsif dibandingkan mobil pembakaran. Cloud EV memiliki dinamo penggerak roda depan dengan tenaga 130 PS, dan torsi 200 Nm.
Untuk memberikan kenyamanan lebih, pengemudi bisa mengatur tingkat kelembutan, dan kerasnya pedal rem ketika diinjak yang tersedia dalam 3 mode, yaitu Comfort, Standard, dan Sport.
Selama perjalanan kami memilih mode Standard, karena jika memilih Comfort terlalu dalam saat menginjak pedal remnya, sedangkan Sport terlalu keras. Kemudian, regenerative braking juga tersedia, sehingga ketika melepas pedal gas laju mobil bisa melambat dengan pilihan lemah, standar, dan kuat.
Di luar itu, terkait handling cukup baik, tidak terasa gejala limbung, atau body roll saat bermanuver di kecepatan tinggi sekalipun. Bahkan ayunan suspensinya dibuat sangat nyaman di berbagai permukaan jalan, rebound-nya pas tidak terlalu keras, atau terlalu empuk.
Kesimpulannya, Wuling Cloud EV yang dibanderol mulai Rp398,800 juta menjadi mobil listrik harga terjangkau yang memberikan kenyamanan layiknya kelas premium, meski pemilik perlu menyesuaikan diri berkendara tanpa banyak tombol.