100kpj – PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mempunyai ide gila dengan menyiksa mobil hybrid penggerak roda depan di Track Offroad Pagedangan, BSD, Tangerang. Mobil tersebut adalah Suzuki Grand Vitara, dan XL7 Hybrid.
Kedua mobil keluarga itu diajak berjalan di atas tanah dengan permukaan yang tidak rata, layiknya jalanan di semi offroad, atau balap reli. Lalu gimana hasilnya?
Untuk membuktikannya, 100kpj berkesempatan mencoba XL7 Hybrid, dan Grand Vitara Hybrid dalam satu kali putaran. Pertama kami lebih dulu berada di balik kemudi XL7 yang berisikan 3 penumpang.
Di atas kertas mobil yang meramaikan ceruk pasar Low SUV tersebut mengandalkan mesin bensin 1.462cc berkode K15B yang serupa dengan Ertiga, ataupun Jimny.
Enjin pembakaran tersebut dikawinkan dengan teknologi SHVS (Smart Hybrid Vehicle by Suzuki) yang menggabungkan ISG (Integrated Starter Generator) sebagai pengganti alternator konvensional.
Sistem kerja mild hybrid tersebut serupa dengan Ertiga Hybrid, atau Grand Vitara Hybrid, fungsi ISG untuk membantu kerja mesin dari putaran bawah dengan memberikan tenaga tambahan.
Bermodal itu lah XL7 Hybrid yang kami kendarai dalam kondisi mobil standar pabrikan bisa dengan mudah melewati jalanan hancur, tanpa ada selip sekalipun meski mengandalkan penggerak roda depan.
Mobil yang satu platform dengan Ertiga itu masih cukup aman berjalan di gundukan tanah yang tidak rata, suspensi melakukan tugasnya dengan baik dengan meredam guncangan di kecepatan tinggi sekalipun.
Kami juga merasa heran, Low SUV tersebut bisa setangguh itu, bahkan mini body roll saat melahap tikungan, namun sebagai unsur keselamatan setirnya kami merasa terlalu ringan, hal wajar karena sewajarnya dipakai jalan aspal.
Pada kesempatan kedua, kami mencoba Grand Vitara Hybrid, karena dimensinya lebih kompak dengan jarak poros roda depan ke belakang 2.600 mili meter, dan sektor kaki-kakinya lebih mendukung di jalan semi off road tersebut.
Di dalam kabin berisikan 3 orang, dan SUV kompak itu lebih lincah saat bermanuver di tikungan, namun ketika melesat di kecepatan tinggi melewati gundukan tanah, kami rasa ground clearance 210 mm kurang tinggi.
Bagian bumper bawah sempat terkena gundukan tanah ketika mobil kami ajak melompak, meski tidak terlalu tinggi. Bantingan suspensi MacPherson Strut di depan, dan belakang model Coil Spring cukup baik meredam guncangan.
Ditambah pada sektor kaki-kakinya sudah didukung stabilizer, sehingga handlingnya lebih stabil. Soal dapur pacunya, Grand Vitara Hybrid mengandalkan mesin bensin Dualjet berkode K15C berkapasitas 1.462cc SHVS.
Selain kedua mobil tersebut, Suzuki juga menyediakan Jimny 5-pintu, hingga mobil angkutan umum yang disulap dari Carry pikap. Namun tidak ada yang spesial jika Jimny dicoba di medan jalan seperti itu, sehingga kami tidak mencobanya.
Uniknya ketika kami berada di dalam mobil angkot tersebut, ternyata bisa melewati tanjakan ekstrim tanpa raungan mesin berlebihan meski di dalamnya berisikan banyak penumpang.
Kesimpulannya, ide produsen mobil Suzuki itu mencoba lineupnya di medan semi offroad cukup diapresiasi, lantaran selama pengujian tidak ada kendalan sedikit pun dari mobil mereka yang punya penggerak roda depan.