100kpj - Neta V-II mobil listrik pertama PT Neta Auto Indonesia yang diproduksi lokal. Meski statusnya facelift dari Neta V versi CBU China, namun ada beberapa ubahan yang perlu diketahui melalui uji jalan.
Pertama daya simpan energi listriknya, Neta V-II mengandalkan baterai rakitan PT Gotion Green Energy Solution, Bogor, Jawa Barat. Basiknya tetap lithium ferrophosphate, atau LFP namun daya penyimpanannya berbeda.
Baca juga : Canggih Banget Mobil Listrik Neta V-II Bisa Jalan Sendiri
Kapasitas baterai Neta V-II dibuat lebih kecil, yaitu 36,1 kWh yang diklaim jarak tempuhnya 401 kilometer, dan sudah mendukung sistem pengisian cepat alias DC CCS2. Untuk pengisian baterai dari 30 persen, sampai 80 persen hanya 30 menit.
Sedangkan Neta V yang masih impor dari China kapasitas baterainya 40,7 kWh. Untuk mengetahui ketahanan baterai yang lebih kompak tersebut, 100kpj berkesempatan mengujinya di jalan dalam kota, dan jalan tol selama beberapa hari.
Dalam satu mobil berisikan 4 penumpang dengan berat rata-rata 75 kilogram, termasuk barang bawaan di bagasi belakang. Perjalanan dimulai dari Ciampelas, Bandung, Jawa Barat, dan berakhir di diler Neta Arista Tebet, Jakarta.
Total jarak tempuh 153,4 kilometer, melewati jalan dalam kota dengan kondisi stop and go, serta jalan tol yang cendrung lancar. Kami memulai perjalanan dengan kondisi baterai 95 persen, dan sesampainya di lokasi tujuan tersisa 50 persen.
Kecepatan yang kami tempuh juga beragam, dan gaya berkendara tergolong agresif, bahkan lebih sering menggunakan mode Sport. Mengingat kecepatan maksimal di mode Normal hanya 110 km per jam, sedangkan mode Sport bisa tembus 126 km per jam.
Bukan hanya itu, pilihan gaya berkendara agresif tersebut juga kami terapkan selama di dalam kota, maka tidak heran jika pengeluaran listriknya lebih besar dari peserta lain.
Menurut catatan MID (multi information display), konsumsi listrik Neta V-II dengan gaya berkendara seperti itu tergolong boros, 25 kWh per 100 km. Artinya 1 kWh hanya cukup 4 km, dan jika ditotal dengan kapasitas baterai bisa menempuh 144 km.
Jauh dari angka klaim mereka, sedangkan catatan dari peserta lain yang hanya menggunakan mode normal selama perjalanan, dengan bobot 4 penumpang rata-rata 80 kg, hasil konsumsi listriknya 12,6 kWh per 100 km dengan kondisi baterai dari 98 persen tersisa 58 persen.
Dengan begitu mobil dari peserta lain bisa menempuh 7,9 km per kWh. Berkaca dari hasil tersebut, jika baterai sampai habis maka diperkirakan Neta V-II yang digunakan peserta lain itu bisa menempuh jarak sekitar 285 km.
Soal biaya, untuk berkendara Bandung-Jakarta sejauh 153,4 km untuk mode Sport menghabiskan daya 38,3 kWh, atau setara Rp90 ribuan dengan harga listrik per kWh saat ini Rp2.466. Kemudian jika menggunakan mode Normal dengan jarak tempuh serupa butuh daya 19,4 kWh dan biayanya Rp47 ribu.