100kpj – Toyota Eco Youth pada tahun ini sudah memasuki pergelaran ke-13. Kick off TEY ke-13 pun sudah digelar pada hari ini, Selasa 30 April 2024, dengan mengusung tema “EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.
Di mana, fokusnya mengajak generasi muda melakukan dekarbonisasi. Acaranya sendiri digelar secara hybrid, bertempat di salah satu lokasi budaya dan sejarah yaitu Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua Jakarta.
“Mengangkat tema “EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi” TEY berfokus pada upaya dekarbonisasi. Harapannya tidak hanya sekedar sebagai usaha menurunkan emisi, namun juga bagaimana menggali dan memanfaatkan kesempatan dalam peluang-peluang baru," ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam dalam keterangan resminya ke 100KPJ.
"Bertujuan untuk pengembangan ekonomi masyarakat. Upaya dekarbonisasi tentunya memerlukan sinergi semua pihak sehingga meraih hasil nyata, tanpa terkecuali generasi muda sebagai pilar utama bagi kontribusi masa depan bumi yang lebih hijau," lanjutnya.
Hadir secara langsung siswa-siswi SMA dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang. Kemudian secara daring oleh 25 sekolah perwakilan dari seluruh wilayah Indonesia.
TEY mengundang siswa SMA sederajat, dalam kelompok yang terdiri dari 2 siswa dan 1 guru pendamping, untuk berpartisipasi dengan mengajukan proposal proyek dan inovasi perbaikan lingkungan hidup.
Dihadirkan pula sebuah talk show bertemakan “Bincang Aksi Jaga Bumi” yang menghadirkan para pembicara dari penggiat netralitas karbon di kalangan generasi muda, yaitu Swietenia Puspa Sari dan Zidane Nur Adha.
Para pembicara akan berdiskusi mengenai tantangan perubahan iklim global yang dihadapi, serta aktivitas apa yang bisa diambil untuk berkontribusi terhadap lingkungan sekitar, agar bisa menjadi inspirasi generasi muda untuk ikut berpartisipasi dan beraksi.
Setelah menyelenggarakan aktivitas kick off, selanjutnya program TEY dilanjutkan dengan sosialisasi, seleksi proposal, bimbingan proyek, implementasi proyek dan mentoring, penjurian akhir, dan pengumuman pemenang.
TEY sendiri merupakan kompetisi proyek dan inovasi perbaikan lingkungan hidup untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sederajat tingkat nasional, yang bertujuan meningkatkan kesadaran serta kepedulian generasi muda Indonesia, sekaligus menjembatani kontribusi penanggulangan masalah lingkungan secara nyata
“Toyota Indonesia berkomitmen melaksanakan Toyota Enviromental Challenge 2050, dengan menurunkan emisi kendaraan yang diproduksi, dan mendukung Net Zero Emission 2060 Pemerintah Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua orang," ucap Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto.
Toyota Indonesia menginisiasi IT'S TIME FOR EVERYONE yang mengajak masyarakat untuk berkontribusi melestarikan lingkungan sesuai kemampuannya, seperti memakai kendaraan elektrifikasi Toyota yang semakin lengkap. Serta melakukan langkah kecil namun berdampak positif.
Program TEY juga diharapkan menjadi media partisipasi aktif semua pihak. Khususnya, siswa di bangku sekolah menengah yang memiliki kesadartahuan dan kepedulian atas lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadi aksi nyata bagi akselerasi target Pemerintah mencapai pengurangan emisi secara optimal di tahun 2060.
Diinisiasikan pada tahun 2005, TEY hadir sebagai kompetisi gerakan penghijauan dan kepeduliaan lingkungan besutan Toyota Indonesia (PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan PT Toyota-Astra Motor), yang telah melibatkan partisipasi pelajar SMA atau sederajat hingga 1.700 SMA dari 34 provinsi di Indonesia, dengan total proposal proyek mencapai hampir 4.000 proposal.
"Tentunya, program ini tidak akan berlangsung secara konsisten hampir 20 tahun berkontribusi, tanpa adanya dukungan dan sinergi positif dari Pemerintah, sekolah, dan komunitas terkait hingga para ahli yang berpengalaman di bidangnya,” ujar Bob Azam menambahkan.
"Walaupun tantangan masa depan lebih berat, di TEY ini diharapkan dapat memacu semangat kaum muda dalam menemukan ide-ide inovatif dan dapat diterima semua kalangan. Sehingga kontribusi masyarakat yang ingin melestarikan lingkungan dengan caranya masing-masing dapat meningkat,” jelas Henry Tanoto.