Sehingga saat stop and go tidak menguras banyak bahan bakar, atau pun ketika cruising pada kecepatan konstan. Sementara tugas baterainya hanya menjaga sistem kelistrikan mobil tetap hidup saat mesin mati.
Selain tidak ada idle atau bahan bakar yang terkuras ketika terjebak macet, atau berhenti di lampu merah, kinerja enjin menjadi lebih ringan terlebih saat AC menyala sehingga tidak ada beban kerja saat kompresor hidup.
Untuk desain eksterior SUV semi hybrid itu serupa dengan tipe Legender di Thailand, yaitu memiliki grill lebar terbagi menjadi dua susun, atas dan bawah, lekukan bumper serba tajam sehingga tampak garang, dan sporti.
Ciri khas lain yang dipertahankan adalah two tone, atau dua warna di bodi utama. Dikombinasi hitam pada atap, spion, hingga pilar jendela yang tidak sama dengan kelir bodi secara keseluruhan.
Bermodal teknologi hybrid ringan tersebut, SUV itu dapat menyemburkan tenaga maksimal 201 dk di 3.000-3.400 rpm, dan torsi 500 Nm di 1.600-2.800 rpm.
Sementara konsumsi bahan bakar Toyota Fortuner Hybrid diklaim lebih efisien 5 persen. Dalam kondisi normal mesin peminum solar itu diklaim mencatat 7,9 liter per 100 km, atau setara 12,6 km per liter.