100kpj – Selama libur lebaran salah satu redaksi 100kpj menggunakan Hyundai Ioniq 5. Setelah diajak berjalan ratusan kilometer, biaya yang dikeluarkan untuk pengisian daya listrik murah banget dibandingkan mobil bensin.
Hyundai Ioniq 5 adalah mobil listrik pertama di Indonesia yang diproduksi lokal. Memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) di atas 40 persen, sehingga berhak menerima insentif dari pemerintah.
Baca juga: Test Drive Hyundai Ioniq 5 Definisi Mobil Listrik Nyaman
Ditawarkan dalam 4 varian, setelah mendapatkan insentif berupa diskon PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen, harganya menjadi Rp681,9 juta tipe Prime Standard, sampai Rp783,1 juta Signature Long Range.
Kebetulan unit yang dicoba redaksi adalah tipe tertinggi, atau Signature Long Range. DIbekali baterai lithium-ion 72,6 kWh, dan berdasarkan pengujian internal mereka jarak tempuhnya mencapai 481 kilometer.
Namun kali ini pengujian dilakukan bukan untuk membuktikan sejauh mana mobil listrik itu berjalan sampai baterai habis, kami hanya ingin mengukur konsumsi daya listriknya saat berjalan di dalam kota, dan tol.
Di dalam kabin berisikan 4 penumpang, dua dewasa termasuk sopir dengan bobot rata-rata 70-75 kilogram, dan dua anak-anak beratnya 20-25 kg. Perjalanan didominasi di dalam kota dengan kondisi macet, dan lengang.
Uji coba dilakukan normal seperti pengguna pada umumnya, tanpa tehnik khusus. Rata-rata kecepatan di dalam kota saat kondisi macet, terutama menjelang sore berbuka puasa sekitar 20-40 km per jam.
Berbeda kondisinya ketika selesai lebaran, di mana jalan Ibu Kota lancara jaya, dan kecepatan rata-rata bisa 40-60 km per jam. Perjalanan kami hanya sekitaran wilayah Jakarta-Tangerang, serta tol dalam kota.
Selama menggunakan mobil listrik tersebut drive mode yang sering digunakan adalah Eco, dan Normal, sesekali mencoba Sport untuk menguji performanya saat di jalan bebas hambatan.
Penghitungan kami lakukan setelah menempuh jarak 210 km, tercatat pada layar MID (Multi Information Display), konsumsi daya listrik Ioniq 5, yaitu 17,3 kWh per 100 km, atau setara 5,7 km per kWh.
Artinya untuk menempuh jarak tersebut hanya membutuhkan daya secara total 36,8 kWh, jika dikalkulasikan dengan harga listrik per kWh Rp2.466 maka biayanya hanya Rp90 ribuan, murah banget.
Bahkan konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya saat isi daya baterai, namun dengan catatan melakukan pengisian di charging station Hyundai yang tersebar di beberapa titik, salah satunya di Senayan Park.
Jika dibandingkan dengan mobil bermesin bahan bakar, misal BBM yang digunakan adalah Pertamax RON 92 yang saat ini harga per liternya Rp12.950 maka untuk berjalan sejauh itu menghabiskan uang Rp476 ribu.
Adapun mobil bermesin bahan bakar jika konsumsi BBM di angka 5,7 km per liter, rata-rata memiliki mesin dengan kapasitas besar di atas 3.000cc, karena tergolong boros.
Hal yang wajar jika daya listrik yang dibutuhkan Hyundai Ioniq 5 mencatat angka tersebut, karena mobil pelahap seterum itu memiliki tenaga maksimal 217 PS, dan torsi 350 Nm, untuk berlari dari diam ke 100 km per jam hanya 7,4 detik.