100kpj - Pabrik baterai Hyundai di Indonesia siap produksi dalam waktu dekat. Sehingga mobil listrik yang mereka pasarkan harganya akan lebih terjangkau, begitupun dengan Hyundai Ioniq 5 yang sudah dirakit lokal.
Tidak menutup kemungkinan harga jual Ioniq 5 bisa lebih terjangkau dengan meningkatnya komponen lokal didalamya. Namun kabar lain yang beredar, mobil listrik pertama mereka yang pakai baterai tersebut akan dimulai dari All New Kona EV.
Baca juga: Menteri Bahlil sebut Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di RI Siap Produksi
Pabrik penyimpanan daya listrik itu merupkan hasil kolaborasi Hyundai Motor Group bersama LG Energy Solution, dan Indonesia Battery Corporation (IBC), yang berdiri di Karawang, Jawa Barat dengan nama PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power.
Adapun informasi beroperasinya pabrik baterai itu telah dibcorokan Menteri Investasi/Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Bahlil Lahadalia. Menurutnya, pabrik ekosistem baterai mobil listrik 10 Gigawatt (GW) pertama dari HLI itu akan diresmikan sekitar Mei.
Sebelum diresmikan ke publik, lebih lanjut Bahlil menjelaskan bahwa pabrik baterai Hyundai itu sudah siap beroperasi pada April 2024. Saat ini tempat pembuatan komponen penyimpan daya listrik tersebut sudah memasuki tahap kedua dengan kapasitas 10 GW.
Saat dikonfirmasi terkait kabar tersebut, Chief Operating Officer PT Hyundai Motor Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto membenarkan, bahwa setelah lebaran (Maret), jika masa trailnya normal maka bisa berjalan lebih cepat.
"April kata pak Bahlil ya. Kita sudah ground breaking dari tahun lalu pabrik baterainya, kemungkinan besar rencana awalnya memperkenalkannya setelah lebaran ini. Jadi tunggu saja tanggalnya," ujar Soerjopranoto di Jakarta, Kamis 21 Maret 2024.
Pabrikan kawin silang perusahaan otomotif, dan teknologi asal Korea Selatan itu akan mempercepat ekosistem kendaraan listrik, terutama produksi baterai berbahan nikel dari hulu ke hilir, dan memasok sel baterai untuk mobil listrik Hyundai.
Tempat pembuatan baterai hasil kolaborasi itu menelan dana investasi sebesar 60 juta dolar Amerika Serikat, atau setara Rp900 miliar. Berdiri di atas lahan 32.188 meter persegi yang akan mulai produksi massal tahun ini.
Baterai buatan Hyundai itu akan memanfaatkan nikel sebagai salah satu bahan bakunya, dan dipasok ke model-model kendaraan listrik di dalam negeri, hingga di ekspor untuk pasar Asia Tenggara pada tahun depan.