Marketing Director and Corporate Planning & Communication Director PT ADM, Sri Agung Handayani mengatakan, sebanyak 69 negara tidak ada yang menyatakan berhenti menerima model tersebut, hanya Jepang.
“Iya Jepang kan menunggu besok. Kalau tidak salah 15 Maret (keputusannya), karena kita tidak mungkin jalan tanpa surat otorisasi dari negara dia,” ujar Agung di Menteng, Jakarta Pusat saat buka puasa bersama.
Diketahui salah satu kesalahan yang dilakukan Daihatsu saat uji tabrak Gran Max pikap adanya pengaturan airbag. Sementara di Indonesia mobil pengangkut barang itu tidak dilengkapi kantung udara.
Saat disinggung terkait pentingnya airbag pada mobil pengangkut barang tersebut, menurut Agung ADM sebenarnya ingin menerapkan fitur keselamatan itu seperti di negara lain, namun itu tidak jadi perhatian konsumen.
“Tapi konsumennya karena ini retail bisnis kita juga menyesuaikan ke dia kalau Gran max pikup yang penting ada power steering, power window, AC itu adalah kebutuhan utama tiga yang harus dipenuhi di retail bisnis Gran Max,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, jangan melihat kebutuhan konsumen dengan sudut pandang yang kita ketahui selama ini, karena di segmen niaga itu orang memilih Gran Max karena affordable, bahan bakar irit, dan perawatan mudah.
“Supaya lebih clear untuk produksi Daihatsu yang ada di Indonesia tidak ada kaitannya dengan isu yang ada di Jepang karena ketentuan masing-masing otoritas tidak terkait satu sama lain,” sambungnya.