100kpj – Pertumbuhan kendaraan listrik di China sangat pesat, mengalahkan sejumlah negara di belahan dunia. Tidak heran jika brand Jepang yang awalnya menguasai segmen mobil konvensional mulai ketar-ketir.
Sejumlah brand asal Jepang melakukan berbagai cara agar ikut tumbuh dalam perkembangan mobil listrik yang saat ini dikuasai Tiongkok. Salah satu caranya melakukan kolaborasi, seperti rencana Nissan dan Honda.
“Nissan Motor mempertimbangkan kerjasama dengan Honda Motor untuk kendaraan listrik yang mencakup pengadaaan, dan pengembangan bersama,” ujar salah satu sumber anonim Nissan kepada Nikkei Asia, dikutip, Kamis 14 Maret 2024.
Honda tergolong banyak melakukan kolaborasi dengan sejumlah brand demi mempercepat lahirnya kendaraan listrik, diantaranya menggandeng perusahaan teknologi dari negara asalnya, yaitu Sony Group Corporation.
Kerjasama kedua perusahaan asal Jepang itu diberi nama Sony Honda Mobility Inc. Produk pertama yang mereka perkenalkan adalah mobil listrik bernama Afeela, sedan coupe besar itu punya segudang fitur canggih.
Mobil listrik berteknologi canggih itu direncanakan mulai bisa dipesan oleh konsumen pada awal 2025, dan mulai melakukan pengiriman unit ke tangan konsumeen pada pertengahan tahun 2026 untuk pasar Amerika Utara.
Selain itu, Honda Motor Co., Ltd juga menggandeng perusahaan aki dari negara asalnya, yaitu GS Yuasa International Ltd, bertujuan mengembangkan baterai lithium-ion dengan kapasitas besar untuk mobil listrik.
Sementara kolaborasi kedua brand otomotif raksasa asal negeri matahari terbit itu masih dibilang prematur, bahkan Honda belum memberukan kepastian, walaupun Nissan sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Masih dalam keterangan tersebut, kabarnya kerja sama Nissan dan Honda akan mengembangkan baterai, dan kendaraan secara utuh. Tujuannya untuk menghemat ongkos produksi, sehingga bisa bersaing di pasar.
Terutama melawan mobil-mobil listrik asal China yang semakin hari semakin menggila, terobosan yang dilakukan begitu cepat, banyak merek baru bermunculan, dan mobil listrik dengan segudang fitur dijual terjangkau.
“Tujuannya (kolaborasi Nissan dan Honda) adalah menurunkan biaya produksi kendaraan listrik karena persaingan seiring dengan meningkatkan pemain Tiongkok,” dikutip dari website tersebut.
Nissan menjadi salah satu brand Jepang yang pertama kali terjun di pasar kendaraan listrik, mulai dari sistem hybrid e-Power melaui Note dan Kicks, hingga full elektrik Leaf yang sempat menjadi mobil listrik terlaris.
Nissan Leaf masuk RI sejak 2021, dipersenjatau baterai Lithium-ion 40 kilo watt hour (kWh). Dalam keadaan baterai penuh, mobil listrik murni itu bisa menempuh jarak 311 km.
Sedangkan e-Power menggabungkan mesin bensin sebagai genset, atau generator yang akan hidup saat baterai membutuhkan daya listrik. Enjin tersebut bukan untuk menggerakkan roda, karena dikendalikan listrik seutuhnya.
Kedua brand asal Jepang itu portofolionya memang terbatas, untuk mobil listrik murni ada Honda E namun mobil listrik dengan baterai 33,5 kWh itu sudah disuntik mati. Saat ini ada SUV listrik, yaitu Prologue EV dan e:NY1.