100KPJ

Anak Buah Luhut Sebut Baterai Nikel Buat Mobil Listrik Kelas Atas, Gimana LFP?

Share :

100kpj - Baterai menjadi jantung utama kendaraan listrik, komponen penyimpan daya seterum itu bisa dibuat dari beragam macam bahan utama. Diantaranya nikel, kobalt, litium, besi, katoda, grafit, karbon dan lain-lain.

Terkait jenis baterai yang umumnya digunakan pada kendaraan listrik saat ini, ada tiga jenis, dari nikel ada lithium-ion berbasis nikel, atau NMC (nikel mangan kobalt), dan besi adalah LFP (lithium ferrophosphate).

Mengingat Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, maka ada ambisi menjadi raja kendaraan listrik, hingga menahan impor nikel dalam bentuk mentah ke sejumlah negara maju.

Soal kelebihan, dan kekurangan dari kedua bahan baku baterai tersebut, diungkap oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Rachmat Kaimuddin.

Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu menyebut, bahwa baterai dengan bahan baku nikel dan ferrophosphate itu memiliki perbedaan, terutama dari segi kualitas, dan harganya.

Menurutnya baterai kendaraan listrik berbahan nikel lebih bagus, dan tahan terhadap kondisi cuaca ekstrim. Karena nikel cendrung lebih mahal, maka penggunannya lebih mendominasi di mobil kelas atas, atau premium.

"Harganya lebih mahal ya apalagi pas harga nikel lagi tinggi-tingginya itu jadi mahal banget. Sama dia lebih tahan extreme weather, extreme temperature jadi kalau dia winter dan sebagainya dia lebih bisa tahan," ujarnya kepada wartawan, dikutip, Jumat 1 Maret 2024.

Sementara LFP saat dicuaca dingin menurutnya, misal dalam kondisi salju maka kondisi daya baterai tiba-tiba bisa berkurang. Secara kelebihan, bahan baku baterai dari besi itu hanya harganya yang lebih terjangkau, dan ketersediaannya lebih banyak dari nikel.

"Kita lihat mobil high end rata-rata pakai NMC, tapi low end hari ini untuk mendorong affordability monggo aja pakai LFP, nggak apa. Kita yang penting nanti semua pabriknya baik NMC maupun LFP ada di Indonesia," katanya.

Mobil-mobil listrik yang beredar di China yang masuk Indonesia saat ini sebagian besar pakai baterai LFP. Sebut saja Wuling Air ev, Binguo EV, MG ZS EV, MG 4 EV, dam lineup BYD seperti Dolphin, Seal, Atto 3.

Bahkan Tesla tipe terendah seperti halnya Model 3, dan Model Y yang diproduksi di Tiongkok pakai baterai LFP. Semua model itu secara harga cendrung lebih terjangkau.

Sementara mobil listrik dengan baterai nikel, atau lithium-ion saat ini lebih dominasi kelas premium, seperti halnya Tesla Model S, Model X yang diproduksi Amerika Serikat, Hyundai Ioniq 5, Ioniq 6, hingga beberapa lineup BMW, dan Mercedes-Benz.

Share :
Berita Terkait