100KPJ

Ganjar Sepaham dengan Moeldoko Perihal Tak Perlu Adanya Insentif Mobil Hybrid

Share :

100kpj –  Perihal pemberian insentif mobil hybrid masih jadi terus pembahasan banyak pihak. Calon Presiden atau Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo turut mengomentari wacana tersebut, di mana menurutnya itu tidak penting.

Ganjar memiliki pandangan sendiri mengenai bantuan dari pemerintah, dia menilai masih kurang dibutuhkan subsidi untuk model satu ini. “Buat insentif mobil hybrid belum perlu,” jawabnya singkat saat ditanya wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Staff Presiden RI, Moeldoko, saat berkunjung ke ajang IIMS 2024. Menurutnya, pemberian insentif untuk mobil hybrid bukan hal mendesak.

“Sebenarnya menurut saya tidak penting-penting amat, karena toh masih pakai bensin dan ditambah lagi itu akan menjadi beban untuk pengendara, karena kan ada bensin dan listrik,” ucap Moeldoko.

“Tapi dari sisi insentif yang close to ev yang kurang (penting). Lebih baik di EV aja, karena EV ada dua dampak, pertama lingkungan, kedua masalah besaran impor BBM kita yang besar,” sambungnya.

Seperti diketahui, insentif mobil hybrid memang sedang digodok pemerintah. Hal itu disampaikan langsung oleh Airlangga Hartarto selaku Menko (Menteri Koordinator) Bidang Perekonomian.

Airlangga menjelaskan, insentif yang akan diberikan berupa pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP). Besaran PPN DTP kendaraan roda empat hybrid rencananya bakal disamakan dengan besaran insentif yang diberikan untuk mobil listrik.

“Kita sedang kaji, sama dengan PPN DTP, kalau sekarang kan masih satu persen nanti kita akan exercise," ucap Airlangga.

Meski begitu dia enggan memberikan detail kapan aturan teknis pemberian insentif PPN DTP untuk mobil hybrid bakal dirampungkan. Lebih jauh Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya juga telah memiliki hitung-hitungan dampak dari pemberian insentif terhadap harga penjualan mobil hybrid.

“Kita lagi kaji dulu, hitung-hitungan ada tetapi kami mesti rapatin dulu,” Airlangga menegaskan.

Sekadar informasi penjualan mobil hybrid mampu lebih unggul ketimbang model listrik murni pada 2023 bahkan jumlahnya terpaut cukup jauh. Di tahun lalu penjualan mobil listrik tembus 17 ribu unit, sedangkan model hybrid justru menyentuh angka 54 ribu unit.

Share :
Berita Terkait