100kpj – Mobil listrik terlaris di dunia, BYD resmi masuk pasar Indonesia. Ada 3 model yang mereka pasarkan di tahap awal, yaitu BYD Dolphin, BYD Atto 3, dan BYD Seal. Ketiganya punya standariasi arus listrik yang masuk.
Meski secara spesifikasi berbeda-beda, namun ada batas minimal daya listrik yang bisa digunakan untuk melakukan pengisian baterai Atto 3, Seal, atau Dolphin. Terutama daya listrik rumah yang perlu diperhatikan.
Head of Product PT BYD Motor Indonesia, Bobby Bharata mengatakan, portable charger yang dimiliki konsumen berukuran sedang, bisa dibawa atau dipasang di rumah, dan harus terhubung dengan daya lebih dari 2.200 watt.
Dalam keterangannya dijelaskan, untuk rumah dengan daya listrik minimal 7.000 watt, produsen mobil asal Tiongkok itu akan melakukan kerjasama dengan PLN untuk pemasangan wall charger di kediaman pemilik.
Artinya bagi rumah dengan daya 1.300-2.200 watt jangan berharap bisa melakukan pengisian daya listrik. Maka sebelum melakukan pembelian BYD Atto 3, Dolphin, atau Seal perlu ukur diri terlebih dahulu.
Sementara untuk menjaga umur baterai agar lebih awet, Bobby menjelaskan untuk melakukan pengisian daya saat kondisi baterai masih di atas 20 persen, atau lebih tepatnya antara 40 persen sampai 80 persen.
Terutama kondisi tersebut saat mobil listrik BYD tidak digunakan dalam waktu lebih dari 5 hari, dari penjelasan itu artinya tidak direkomendasikan melakukan pengisian baterai sampai benar-benar habis, atau di bawah 20 persen.
“Pada dasarnya semua kendaraan harus dicek secara berkala, tetapi pengecekan EV BYD tergolong lebih mudah,” ujar ,” ujarnya dikutip dari keterangan resminya, Rabu 21 Februari 2024.
Para pengguna dapat melakukan pengaturan di dasbor mobil BYD saat pengisian daya dalam kondisi ditinggal dengan mode pengaturan pengisian daya berdasarkan jam.
Setelah daya terisi penuh, pengisian daya akan terputus secara otomatis agar menghindari overcharge, sehingga SoH pada EV BYD tidak mengalami kerusakan dan mengurangi performa baterai.
“SoH atau info mengenai baterai EV akan terpantau sehingga kami dapat mengetahui apakah baterai tersebut masih dalam kondisi yang baik, atau sudah harus segera ditindak lanjuti,” sambungnya.
Secara global BYD mengandalkan baterai bernama blade dengan bahan baku lithium ferrophosphate, atau LFP.