100kpj - BYD Atto 3 menjadi salah satu mobil listrik yang dijual oleh PT BYD Motor Indonesia. Mobil listriknya bergaya SUV (Sport Utility Vehicle) itu ditawarkan dua varian, yaitu Advanced Standard Range, dan Superior Extended Range.
Mobil listrik besutan BYD itu dibenamkan baterai blade lithium ferrophosphate atau LFP. Untuk tipe Superior dayanya 60,48 kWh, dan Advance 49,92 kWh yang diklaim berdasarkan pengujian NEDC (New European Driving Cycling) jarak tempuhnya 410-480 km.
Masih berdasarkan pengetesan tersebut, hasil konsumsi daya listrik yang terpakai untuk tipe Advance 14,8 kWh per 100 km, dan Superior 14,9 kWh per 100 km. Artinya rata-rata kebutuhan listrik Atto 3 untuk berjalan sejauh 6,7 km hanya 1 kWh.
Untuk mempermudah penggunanya terdapat dua tipe colokan, yaitu arus tidak searah alias AC Type 2 dengan 6,6 kW, dan arus searah atau DC CCS 2 bisa menerima daya 70 kW untuk tipe Advanced, lalu tipe Superior bisa menerima daya listrik sebesar 88 kW.
Sedangkan dinamo untuk menggerak roda depannya memiliki tenaga 150 kW atau setara 201,1 dk, dan torsi 310 Nm. Sehingga BYD Atto 3 dapat melesat dari diam ke 100 km per jam butuh waktu 7,3 detik, dan bisa melesat maksimal 160 km per jam.
Sama seperti mobil listrik pada umumnya, Atto 3 juga dilengkapi fitur V2L (Vehicle to Load) berdaya 2,2 kW untuk menyalurkan listrik dari mobil ke luar. Misalnya untuk keperluan listrik rumah tangga, dan perlengkapan elektronik saat londisi darurat.
Meski di atas kertas mobil SUV pelahap seterum itu bisa berjalan ratusan kilometer dalam kondisi baterai penuh, tim BYD Motor Indonesia sebagai produsen tetap melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum dijual ke masyarakat.
Uji coba itu dilakukan untuk mengetahui kemampuan secara keseluruhan mobil listrik tersebut dengan kondisi cuaca, dan permukaan jalan di Tanah Air. Secara total perjalanan Atto 3 mencapai ribuan kilometer.
Head of Product BYD Motor Indonesia, Bobby Bharata di Bandung, Jawa Barat mengatakan, menurut NEDC maksimal 480 km jarak tempuhnya, dengan toleransi sekitar 10 persen namun tergantung kaki, dan cara berkendaranya.
"Tujuan pengujian kita sampai 4.000 kilometer itu untuk menguji baterai, bahkan sampai kondisi habis atau nol persen," ujar Bobby di Bandung, Jawa Barat, Selasa 30 Januari 2024.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pengujian Atto 3 yang dilakukan secara internal melewati jalan yang beragam, diantaranya dalam kota dari Jakarta sampai Bandung, Jawa Barat, dan berlanjut ke kawasan Jawa Timur, atau sebaliknya.
"Jadi kita pastikan kilometernya (jarak tempuh baterainya) sesuai jangan sampai kita jalan baru 500 meter sudah 1 km jadi kita test sampai ke limit terendah," tuturnya.
Bobby mengatakan, tim yang melakukan pengujian merasakan adanya pemberitahuan, atau peringatan setelah daya baterai 15 persen, dan dalam kondisi baterai di bawah 5 persen tenaga yang dihasilkan tidak berubah.
"Pernah di bawah 5 persen tenaga semuanya sama saja. Kita pernah menguji sampai benar-benar mati tetap bisa jalan 1-2 km saja kayak emergency saja (misal jalan ke towing)," sambungnya.