Selain itu vendor juga ditargetkan mengurangi 5 persen emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari 2024. Menurutnya ini langkah konkret yang dilakukan untuk mereduksi karbon sampai 2060.
Suzuki menargetkan beberapa inisiatif diantaranya penanaman tanaman sebagai ekosistem yang menunjang mitigasi perubahan iklim dengan penyerapan, dan penyimpanan karbon biru mengurangi emisi di berbagai wilayah Indonesia.
Kemudian penerapan teknologi yang digunakan di pabrik Suzuki, salah satu yang utama adalah pemanfaatan solar panel di beberapa titik pabrik Suzuki sebagai sumber energi listrik terbarukan.
Selain itu menerapkan konversi energi dengan penggunaan water boiler yang memungkinkan pemanfaatan ulang energi panas yang dihasilkan dari proses pengecatan kendaraan.
Cara itu diterapkan karena proses painting pada dasarnya penyumbang karbon terbesar dalam produksi kendaraan jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencetakan, pengelasan, perakitan, dan pengecekan kualitas.
Proses painting, atau pewarnaan yang sangat steril ini menyumbang kurang lebih 50 persen karbon dalam proses produksi kendaraan.
Rangkaian akhir mengumpulkan limbah yang dihasilkan selama proses produksi, seperti baterai tidak terpakai, pasir bekas produksi, kaca, keramik, kayu, potongan metal, dan sampah lainnya.