"Tentunya pertimbangan utama soal safety karena LFP itu memiliki satu tingkat probabilitas dan posibilitas untuk mencapai heat (panas) tertentu yang sangat rendah dibandingkan jenis baterai mobil yang lain. Jadi pertimbangan riset itulah yang akhirnya membuat kami mengambil LFP," ucapnya.
"Kita dari sisi kita tidak terlalu punya banyak informasi terkait bahan baku dan komponen pembuat. Karena memang khususnya kita distribusi di Indonesia. Kita bawa saja produk yang sudah kita research (di China),"lanjut luther.
Baca Juga: Apa Itu Baterai LFP yang Ditanyakan Gibran ke Cak Imin saat Debat Cawapres 2024?
Sementara itu, Liu Xueliang selaku General Manager BYD Asia-Pacific mengaku, pihaknya tak menutup peluang menggunakan nikel sebagai baterai. Sebab, dia sadar, Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel terbesar di dunia. Hal itu dia sampaikan saat peluncuran merek di Taman Mini, Jakarta Timur, pekan lalu.