100kpj – Cawapres Gibran sempat menyebut nama Tom Lembong saat debat dengan Cawapres Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin yang dianggap tidak mendukung nikel, melainkan membela LFP (Lithium Ferrophosphate).
"Ini kekuatan kita, ini bargaining kita, jangan malah membahas LFP. Itu sama saja mempromosikan produknya China pak. Saya enggak tahu ya pak Tom Lembong dan timsesnya sering diskusi dengan cawapresnya, masa cawapresnya enggak paham. Aneh loh," ujar Gibran saat debat Cawapres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu 21 Januari 2024.
Baca juga: Gibran Sebut Tesla Pakai Nikel, Tom Lembong dan Ahok Tesla dan China Sudah Tinggalkan Nikel
Sebelumnya Thomas Lembong mantan Menteri Investasi dan Perdagangan, yang juga co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Cak Imin sempat menyindir bahwa nikel bisa saja tidak laku di kemudian hari karena banyak alternatif untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
“Harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah,” ujar Tom Lembong dikutip
Banyaknya cadangan nikel di Indoensia menurutnya akan membawa malapetaka jika tidak disalurkan dengan benar, terlebih sejumlah pabrikan kendaraan sudah beralih menggunakan bahan besi untuk baterainya.
“Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di Indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply. Akhirnya mereka ketakutan, dan kehilangan kepercayaan, mereka cari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel,” katanya.
Menurutnya saat ini Tesla 100 persen tidak menggunakan baterai berbahan dasar nikel, terlebih untuk produk mereka yang diproduksi di China dengan mengandalkan LFP seperti mobil listrik besutan negara tersebut.
“Baterainya namanya LFP jadi pakai besi, pakai fosfat, masih pakai lithium tapi tidak lagi pakai cobalt, itu 100 persen mobil Tesla,” sambungnya.
Meski begitu, saat ini Hyundai bersama LG Energy Solution, dan beberapa perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sudah mendirikan pabrik untuk produksi baterai di Indonesia dengan bahan baku nikel.
Perusahaan milik negara tersebut adalah Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan anak usaha Pertamina untuk urusan produksi baterai dari hulu ke hilir, salah satunya memasok sel baterai untuk Hyundai.
“Kita kerja sama dengan produsen terbesar dunia satu dari China, satu dari Korsel (Hyundai) kita kembangkan sisi pertambangan smeltering sampai pembuatan sel baterai,” ujar Direktur Utama IBC, Toto Nugroho beberapa waktu lalu.
Hyundai Motor Group bersama anak perusahaannya, Hyundai Energy Indonesia (HEI) mendirikan pabrik baterai mobil listrik di Cikarang, Jawa Barat, untuk memastikan pasokan baterai kendaraan listrik yang stabil.