100kpj – Kaca film merupakan salah satu aksesori yang masih digunakan di Indonesia, dan beberapa negara lain. Tujuannya untuk mengahalu panas matahari, atau menjaga privasi pengguna mobil saat di tempat umum.
Di Indonesia ada cukup banyak merek kaca film yang beredar dipasaran, dan sebagian menjadi OEM (Original Equiepment Manufacturer) seperti halnya ICE-u yang dipasarkan oleh PT Global Auto International (GAI).
Kaca film besutan Jepang tersebut saat ini sudah menjadi OEM sejumlah brand, baik untuk mobil bermesin bahan bakar, hingga mobil listrik buatan lokal, garapan Wuling Motors, dan Morris Garage (MG).
Presiden Direktur PT GAI, Andi Setiawan mengatakan, kaca film ICE-u sudah sejak lama dipercaya sebagai OEM untuk merek-merek mobil terkemuka di Indonesia, seperti Mitsubishi, Mazda, Honda, Wuling dan Volvo.
“Kini Wuling Binguo EV, MG 4 EV, MG ZS EV dan model MG lainnya juga memilih menggunakan kaca film berkualitas ini,” ujar Andi Setiawan dikutip dari keterangan resminya, Rabu 17 Januari 2024.
Dia mengatakan untuk mendapatkan kepercayaan produsen mobil tersebut melewati sejumlah proses, mulai dari penawaran alias tender 3-4 bulan terkait harga, spesifikasi dan warna dari kaca film tersebut.
“Jadi proses verifikasi itu yang perlu dilewati, saat ini kaca film ICE-u yang digunakan pada mobil listrik Wuling, dan MG tingkat kegelapannya 60 persen di bagian samping, dan 20 persen di kaca depan,” tuturnya.
Sebelum Binguo EV, MG ZS EV, dan MG 4 EV, lapisan film kaca tersebut disematkan pada Air ev, dan jenis yang digunakan untuk OEM tidak dijual umum, karena sesuai permintaan pabrikan yang secara kelas masuk premium.
“Semakin banyaknya model mobil EV yang hadir di Indonesia juga harus didukung dengan penggunaan kaca film berkualitas yang memiliki keunggulan terutama dalam kemampuannya menahan panas, sehingga mampu membantu meningkatkan efisiensi energi yang digunakan,” katanya.
Berkomitmen pada bisnis aksesori mobil yang fokus pada perlindungan kaca, dan komponen lainnya, hingga digunakan pabrikan, membuat PT GAI mengantongi sertifikasi standar manajemen mutu, atau ISO 9001:2015.
Mendapatkan sertifikasi tersebut melalui proses panjang, mulai pembentukan komite ISO, penandatangan komitmen, penentuan scope, penentuan resiko peluang, penentuan kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan.
Kemudian pembuatan flow proses dari masing-masing departemen, training, sosialisasi, implementasi, pelaksanaan internal audit, dan evaluasi sistem yang telah dibuat, dan yang terpenting adalah komitmen dari top manajemen.
“Dengan adanya ISO 9001:2015 ini, semua bisnis proses dapat berjalan sebagaimana mestinya, peningkatan-peningkatan juga menjadi lebih mudah dilakukan dan dapat direkam dengan baik, sehingga perbaikan dapat selalu ditingkatkan,” sambungnya.