100kpj – Toyota akan mengambil langkah cukup serius untuk mengatasi polemik skandal manipulasi uji keselamatan yang dilakukan Daihatsu. Terlebih, sebelumnya pemerintah Jepang cabut sertifikasi izin produksi 3 model Daihatsu.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT) memberikan sanksi pada Daihatsu Motor Corporation. MLIT melakukan inspeksi di tempat di Daihatsu, dan sebagai hasilnya, dipastikan bahwa pelanggaran yang sangat berbahaya telah dilakukan di tiga jenis truk.
Ketiga model itu, yakni Gran Max, Town Ace yang diproduksi oleh Daihatsu dan dijual oleh Toyota. Yang terakhir ada Bongo, mobil produksi Daihatsu dan dijual oleh Mazda.
Baca Juga: Jepang Cabut Izin 3 Mobil Daihatsu Ini karena Skandal Uji Keselamatan, Termasuk Gran Max
Pemerintah Jepang mencabut izin tipe kendaraan/Vehicle Type Approval (VTA) untuk model-model tersebut, padahal VTA dibutuhkan untuk produksi massal kendaraan. Toyota pun akhirnya angkat bicara.
"Kami menangani hal ini dengan sangat serius,” kata CEO Toyota Koji Sato, seperti dilansir dari Reuters, Rabu 17 Januari 2024.
Toyota akan mempertimbangkan apakah akan mendobrak batasan apa pun antara bisnisnya dan Daihatsu sebagai bagian dari langkah tersebut. Pihaknya pun akan mengirimnkan insinyur mereka ke Daihatsu.
Langkah potensial lainnya termasuk perubahan struktur kepemimpinan Daihatsu. Imbas skandal ini, Daihatsu telah diinstruksikan untuk menghentikan pengiriman mobil yang diproduksi saat ini.
Pabrikan berlambang logo D itu juga telah menghentikan operasi di seluruh pabrik mobil di Jepang. Seperti diketahui, Daihatsu mengakui telah memalsukan hasil tes keselamatan berbagai model mobilnya selama lebih dari 30 tahun.
Manpiluasi itu dimulai sejak 1989 dan jumlah kasusnya menikat pada 2014. Tercatat, ada 64 model kendaraan, termasuk yang dijual dengan merek Toyota telah melakukan kecurangan dalam pengujian keselamatan.
Daihatsu sendiri telah menjadi anak perusahaan sepenuhnya Toyota sejak tahun 2016, populer dengan jajaran kendaraan berukuran kecil di Jepang dan Asia Tenggara.
Penangguhan pengiriman akan berdampak pada kendaraan yang diproduksi di Jepang dan luar negeri, dan tidak hanya di pabrik Toyota saja. Tetapi mungkin juga di Mazda Motor Corp. dan Subaru Corp., mengingat Daihatsu memasok suku cadang dan jasa manufaktur ke sejumlah produsen mobil lainnya.