100kpj – BYD akan resmi masuk Indonesia Kamis, 18 Januari 2024, sebelum menancapkan kuku bisnisnya ada peran Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Bahkan melalui undangan resmi PT BYD Motor Indonesia yang diterima 100kpj, tertulis Menko Marves Luhut akan turut diundang, ditemani Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca juga: Sebanyak Ini Mobil Listrik BYD yang Pernah Terbakar ada BYD Atto 3 Seal dan Dolphin
“Kabar baik lainnya yang perlu saya sampaikan adalah sebentar lagi produsen mobil listrik asal China, BYD akan resmi meramaikan pasar kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia di Minggu depan,” ujar Luhut dikutip dari status Instagramnya, Senin 15 Januari 2024.
Strategi BYD di Indonesia serupa dengan beberapa merek pendatang baru lainnya, yaitu akan memanfaatkan insentif CBU (Completely Built Up) terlebih dahulu, kemudian baru mendirikan pabrik untuk produksi lokal.
“Hal ini sekaligus mengukuhkan Indonesia sebagai bagian dari peta ekspansi bisnis jangka panjangnya, dan tentunya kesempatan ini juga saya pergunakan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia,” lanjut statusnya.
Tercatat ada 3 model yang diduga kuat akan dijual lebih dulu di pasar Indonesia dengan status impor, karena ketiganya kerap kepergok kamera saat uji coba di jalan. Yaitu BYD Atto 3, Seal, dan Dolphin.
Sebelum hadir di Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan terlihat sebagai salah satu menteri Presiden Jokowi yang mengawal merek mobil listrik terlaris di dunia itu, karena beberapa kali namanya disebut.
Salah satunya saat Mei 2023, di mana Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menandatangani nota kesepahaman dengan BYD di China, sebagai langkah awal pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
“Menyusul kita akan dapat mungkin BYD. Kita mungkin harap lagi yang lain, karena kita punya semua elemen untuk ini (ekosistem kendaraan listrik),” kata Luhut pada tahun lalu.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, lokasi geografis yang strategis, dan dukungan pemerintah, Luhut yakin Indonesia memiliki resep kunci untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di dalam negeri.
Sedangkan di Eropa, BYD sedang tersandung masalah karena diduga melakukan perbuatan curang dalam menjalankan bisnisnya. Hingga dibutuhkan penyelidikan ke negara asalnya dalam jangka waktu yang cukup lama.
Melansir Reuters, Senin 15 Januari 2024, diduga merek mobil listrik asal China itu menjadikan persaingan bisnis tidak sehat dengan brand lokal asal Eropa seperti halnya BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, dan lain-lain.
Kejanggalan itu tentu berasal dari harga jual yang mereka tawarkan, jauh lebih murah dari merek asal negeri benua biru tersebut, padahal secara spesifikasi bersaing, dan sama-sama menerima insentif dari pemerintah setempat.
Oleh sebab itu akan dilakukan penyelidikan ke pabrik di negara asalnya, yang dijadawalkan berlangsung selama 13 bulan sejak diumumkan Oktober 2023. Artinya sampai menjelang akhir 2024 baru selesai.
Menurut salah satu sumber Reuters yang namanya dirahasiakan, jika perusahaan tersebut terbukti melakukan kecurangan maka akan dikenakan hukuman dalam bentuk tarif.
Sedangkan menurut Juru Bicara Komisi Eropa dibidang Perdagangan, Olof Gill, bahwa pihaknya akan melakukan kunjungan verifikasi terlebih dahulu pada Januari sampai Februari 2024.
BYD saat ini memiliki pangsa pasar kendaraan listrik global terbesar, yang terus berkembang di Asia dan Eropa. BYD mencatat rekor pada 2022 dengan total penjualan global sebanyak 1,85 juta unit, atau meningkat 593 ribuan unit.
Sejak didirikan pada 1995, merek asal Tiongkok itu telah memperluas operasinya ke lebih dari 50 negara dan memiliki lebih dari 220 ribu karyawan di seluruh dunia.
Terbaru menurut laporan CleanTechnika, penjualan mobil listrik BYD dalam periode Januari-November 2023 mencapai 2.556.504 unit, melengserkan Tesla dari tahta mobil listrik terlaris di dunia yang hanya terjual 1.613.465 unit.