100kpj – Pemerintah memberikan insentif untuk mobil listrik impor CBU (Completely Built Up), dan rakitan lokal yang masih mendatangkan komponennya secara terurai dari luar alias CKD (Completely Knock Down).
Melalui Peraturan Menteri Investasi/BKPM Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pedoman dan Tata Kelola Pemberian Insentif Impor dan/atau Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai Roda Empat dalam Rangka Percepatan Investasi.
Dalam aturan tersebut insentif mobil listrik CBU berlaku sampai 31 Desember 2025 dan diberikan kelonggaran sampai dua tahun ke depan agar brand yang sudah menikmati insentif impor CBU itu produksi di dalam negeri.
Pasal 7 ayat (1) huruf I dijelaskan bahwa produk wajib diproduksi komersil paling lambat 1 Januari 2026, dan paling lambat 31 Desember 2027, dengan memenuhi target minimal TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).
Selain insentif impor CBU, dalam Permenves/BKPM juga dijelaskan bahwa mobil listrik CKD atau yang sudah dirakit di dalam negeri juga berhak mendapatkan keringanan serupa.
Adapun keringanan bea masuk nol persen, dan bebas PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) itu bisa dinikmati jika mobil listrik yang saat ini masih CKD punya komitmen akan menggunakan komponen lokal.
Melalui kebijakan yang tertulis bahwa mobil listrik CKD yang mendapatkan insentif itu wajib memiliki TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) paling rendah 20 persen, paling tinggi kurang dari 40 persen, dan direalisasikan paling lambat akhir 2027.
Saat ini ada dua mobil listrik yang masuk kategori, yaitu Chery Omoda E5, dan Neta V. Keduanya berstayus CKD dengan menumpang pabrik PT Handal Motor Indonesia yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
Produksi Omoda E5 di dalam negeri dimulai sejak 2 Desember, dan akan dikirim ke konsumen pada tahun depan. Indonesia menjadi negara kedua yang bikin SUV listrik itu setelah China sebagai negara asal brand tersebut.
Untuk merakit lokal SUV pelahap seterum tersebut, jenama asal Tiongkok itu mengucurkan dana ratusan miliar di tahap awal. Seperti yang sempat disampaikan Head of Brand PT CSI, Rifkie Setiawan, baru-baru ini.
“Investasi Chery di Indonesia untuk produksi EV ini mencapai Rp250 miliar, sebagai tahapan awal untuk mendukung proses CKD (Completely Knock Down) kita,” kata Rifkie.
Meskipun sementara masih satu pabrik dengan brand lain, menurutnya proses produksi Omoda E5 tidak akan terganggu, dan tetap sesuai target memenuhi kebutuhan pasar, terutama yang sudah melakukan pemesanan.
“Kita sudah mulai produksi bulan ini, dan kita berharap bisa memenuhi pemesanan sebanyak 400 unit sampai Januari. Sehingga kuartal pertama 2024, tepatnya Februari sudah bisa antar unit (ke konsumen),” tukasnya.
Neta V menjadi model pertama PT Neta Auto Indonesia yang akan diproduksi lokal pada kuartal kedua 2024 dengan status CKD, artinya sekitar April 2024 mulai dirakit karena sebelumnya impor utuh dari China.
Co-founder & Chief Executive Officer of Neta Auto, Zhang Yong mengatakan, penandatangan kesepakatan dengan PT HIM menjadi keseriusan mengembangkan mobil listrik high-technology yang dirakit secara lokal untuk pasar RI.