100kpj – Indonesia berhasil menarik sejumlah brand mobil untuk investasi membuat kendaraan listrik, hingga ekosistemnya. Sudah ada beberapa merek yang masuk dalam listing pemerintah, meski sebagian besar dari China.
Namun bukan hanya brand mobil asal Tiongkok yang tertarik mengguyur dana segar, beberapa brand Eropa juga mulai melirik, salah satunya Renault sebagai bagian aliansi dari Mitsubishi dan Nissan di pasar global.
Renault yang merupakan merek kelahiran Perancis tersebut kabarnya punya peluang berinvestasi di Tanah Air untuk kendaraan listrik, seperti yang disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
“Kami bertemu dengan Renault, mereka juga sedang mempelajari, dan merencanakan untuk melakukan investasi,” ujar Menperin kepada wartawan, dikutip, Jumat 29 Desember 2023.
Saat ini Renault sudah memasarkan beberapa mobil listrik berbasis baterai. Salah satu model yang sudah masuk pasar Indonesia, yaitu Renault Twizy yang diimpor oleh Maxindo sebagai distributornya pada saat itu.
Renault Twizy juga menjadi mobil patroli lalu lintas, dan pernah digunakan di KTT Asean di Bali. Mobil listrik mungil dengan konfigurasi dua penumpang itu memang dilahirkan untuk digunakan di perkotaan. Artinya tidak direkomendasikan menempuh jarak jauh, karena daya baterai yang dimilikinya juga terbatas.
Mengusung Electric Direct Drive Technology dengan mesin 3CG -electric asynchronous. Mampu menghasilkan kekuatan 13 Kw, atau setara 17 daya kuda, dan butuh waktu 6,1 detik untuk melesat dari diam sampai kecepatan 45 km per jam.
Untuk pengisian baterainya hanya membutuhkan waktu dua jam setengah. Dan tidak perlu adapator tambahan saat mengisi baterai dengan colokan listrik yang ada di rumah. Sebab bisa langsung terhubung dengan soket berdaya 220 volt.
Memasuki Maret 2023 Renault Megane E-Tech hadir di Indonesia, SUV listrik itu dibawa ke Indonesia melalui importir umum, Prestige Image Motorcars. Secara global mobil ramah lingkungan itu sudah hadir sejak 2021.
Renault Megane E-Tech dipersenjatai paket baterai 40 kWh untuk tipe terendah dengan jarak tempuh 300 kilometer, dan versi 60 kWh atau tipe tertinggi diklaim bisa jalan sejauh 470 km, agak mirip Ioniq 5.
Motor penggerak atau dynamo yang bersarang di tipe terendah 96 kW, atau setara 130 dk dan bisa menghasilkan torsi 250 Nm. Untuk varian teratas tenaganya 160 kW atau 218 dk, dan torsinya setara 300 Nm.
Di pasar global masih ada lagi model-model lain yang mereka kembangkan. Namun jika benar Renault berinvestasi di Indonesia untuk pengembangkan kendaraan listrik cukup diacungkan jempol, mengingat bisnisnya di pasar domestik pun tidak berjalan mulus dan sudah sempat gulung tikar.
Renault agak mirip dengan Ford yang memiliki bisnis kurang menjanjikan di pasar Tanah Air, namun berinvestasi untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan memanfaatkan nikel yang ada bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan Zhejiang Huayou Cobalt