Di kecepatan rendah, kami merasa bantingan suspensi cukup cepat sehingga agak keras, namun settingan itu membuat mobil sangat stabil berjalan di kecepatan tinggi dengan permukaan bergelombang sekalipun.
Enjin yang bersarang di dalam XForce serupa dengan Xpander, yaitu MIVEC empat silinder kapasitas 1.499cc DOHC dengan tenaga maksimal 102,5 dk di 6.000 rpm, dan torsi 141 Nm di 4.000 rpm.
Kami merasa kurang responsif dari putaran bawah, bahkan saat ingin mendahului kendaraan di depan dari kondisi di bawah 20 km per jam, butuh waktu untuk mengail tenaga yang sesuai keinginan.
Namun jika menekan tombol D/S di tuas transmisi, putaran mesin menjadi lebih tinggi, memaksa agar responsif, namun tanpa fitur tersebut enjin kami rasa memberikan tenaga besar jika masuk kecepatan di atas 40 km per jam dengan putaran 3.000 rpm.
Saat di jalan bebas hambatan cukup mudah untuk mencapai kecepatan di atas 150 km per jam, mobil tetap stabil tidak terasa goyang, dan setir memberikan kesan berat, sehingga membuat pengemudi percaya diri.
Tenaga yang disalurkan melalui transmisi matik CVT ke roda depan linear, atau rata meski beberapa kali kami merasa seperti ada perpindahan gigi jika pedal gas kami injak dalam-dalam dari putaran rendah.
Di hari kedua, perjalanan dimulai dari Solo menuju Yogyakarta melalui jalur Kaliurang, tanpa Jalan Tol, kondisi jalan dalam kota pada saat itu tergolong lancar, namun di beberapa titik ada kemacetan.