100kpj – PT Neta Auto Indonesia memberikan kesempatan kepada media nasional, termasuk 100kpj menguji langsung ketangguhan mobil listrik pertamanya, yaitu Neta V dengan berjalan ratusan kilometer.
Perjalanan dimulai dari Hotel Arrus, Jatingaleh, Kota Semarang, Jawa Tengah, dan finish di dealer Neta Arista Tebet, Jalan Dr. Saharjo, Jakarta Selatan. Lalu berapa kali mobil listrik itu melakukan pengisian?
Mobil berisikan 3 penumpang dengan bobot rata-rata 75-80 kilogram, dan barang bawaan di bagasi belakang yang cukup banyak. Pengujian dilakukan agar seirit mungkin, maka cara berkendara kami tidak seperti orang pada umumnya.
Sejak awal mobil berjalan tidak menggunakan AC, karena sistem pendingin kabin itu bekerja memanfaatkan daya listrik baterai. Selama perjalanan hanya memanfaatkan angin luar dari jendela yang terbuka sedikit.
Selain itu, kami juga non aktifkan one pedal, atau fitur yang dapat memperlambat laju mobil saat melepas pedal gas, dan regenerative braking yang tersedia dalam 3 pilihan kami pilih di kategori paling rendah.
Tujuan memilih regenerative braking paling rendah agar saat melepas pedal gas di jalan menurun mobil melaju tanpa hambatan.
Meski secara fungsi semakin besar deselerasi arus listrik yang masuk ke baterai semakin banyak, namun kami mencoba mematahkan teori dari teknologi tersebut.
Rute perjalanan melewati dalam kota, dan Tol Trans Jawa. Selama perjalanan kecepatan mobil listrik itu kami jaga 40-50 km per jam secara konsisten dengan menjaga arus listrik yang keluar di bawah mines 20 ampere.
Indikator daya listrik yang keluar, dan masuk itu ada di panel instrumen tepatnya di sisi kiri tangan pengemudi. Sehingga kami bisa mengetur ritme, dan tekanan pada pedal gas selama perjalanan agar mobil listrik itu tetap irit.
Selama perjalanan kami hanya melakukan satu kali pengisian, tepatnya di KM 101 B, saat itu kondisi baterai sudah 29 persen, dan daya listrik yang masuk 29 kWh (kilowatt-hour) untuk mencapai 95 persen dengan biaya Rp79.523 ribu.
Menggunakan Ultra Fast Charging PLN, dengan daya 200 kWh, maka waktu yang dibutuhkan saat pengisian menggunakan arus searah alias DC (Direct Current) sekitar 45 menit, dari kondisi baterai 29 persen sampai 95 persen.
Total perjalanan kami dari Semarang ke Jakarta memakan waktu kurang lebih 9 jam, dan menempuh jarak 438,6 km. Hasilnya dengan cara berkendara yang diterapkan, konsumsi listrik Neta V tercatat 8,4 kWh per 100 km.
Artinya untuk berjalan 11,9 km hanya butuh daya 1 kWh. Jika dikalkulasikan maka daya listrik yang dimakan Neta V untuk berjalan sejauh 438,6 km hanya 36,8 kWh, masih sisa karena baterainya 40,7 kWh.
Hasil pengujian kami jauh lebih irit dibandingkan CLTC (China Light Duty Vehicle Test Cycle) yang menguji Neta V dari kondisi baterai penuh, sampai habis hanya bisa berjalan 401 km, dan NEDC (New European Driving Cycle) 384 km.
Berkaca dari pengujian yang kami lakukan dengan rute Semarang-Jakarta, maka biaya yang perlu dikeluarkan untuk menempuh perjalanan sejauh itu hanya Rp90.748 ribu, dengan harga per kWh saat ini Rp2.466 ribu.
Sekadar informasi, Neta V dibekali motor listrik atau dinamo penggerak roda depan berdaya 70 kW atau setara 95 PS, dan torsi 150 Nm, tenaganya instan seperti mobil listrik pada umumnya, dan bisa melaju di atas 100 km per jam.