100kpj – Prabowo Subianto berambisi akan membangun industri otomotif nasional yang mandiri jika terpilih sebagai presiden Republik Indonesia pada 2024. Calon presiden dengan nomor urut 2 pada Pilpres nanti, berharap Indonesia bisa memproduksi berbagai kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Keinginan Prabowo itu, tak lepas dari keberhasilan kendaraan taktis Maung yang diproduksi di PT Pindad dengan kandungan komponen dalam negeri diklaim mencapai 73 persen. Dia menilai kandungan komponen tersebut bisa mencapai 90 persen dalam beberapa tahun ke depan.
"Kita akan punya mobil buatan Indonesia sendiri. Sekarang, saya diperintah oleh Pak Jokowi, kita sudah merintis, kita sudah bikin jip buatan Indonesia sendiri," kata Prabowo dalam kampanye politik di Lebak, Banten, seperti dikutip 100KPJ dari Antara, Rabu 6 Desember 2023.
"Sekarang, kandungannya baru 73 persen. Tetapi kalau 70 persen ke atas sudah bisa kita mengatakan ini buatan Indonesia. Tetapi dua tahun, tiga tahun lagi, ini akan menjadi 90 persen barang-barangnya akan menggunakan komponen di Indonesia," lanjutnya.
Pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju itu juga ingin Indonesia bisa memproduksi berbagai jenis dan model mobil. Lebih lanjut, ke depannya dia berharap agar Indonesia dapat merintis produksi TV, pesawat terbang, kereta api, kapal, dan sejumlah barang lainnya.
"Kita tidak mau hanya jip. Kita mau nanti mobil sedan, pikap, truk, semuanya, motor-motor harus buatan Indonesia; TV, pesawat terbang, kereta api, kapal," ucap Prabowo.
Maung merupakan rantis 4x4 ditopang mesin diesel 4 silinder bertenaga 136 hp, dan hadir dalam dua varian untuk militer dan sipil bisa digunakan untuk harian yang kabarnya sudah siap diproduksi masal. Pindad juga mengklaim sedang mengembangkan Maung EV atau varian bertenaga listrik.
Baca Juga: Sebelum Prabowo Janjikan Indonesia Bikin Mobil Sendiri, Ada Mobnas Apa Saja?
Perihal mobil nasional, sejatinya Indonesia sudah beberapa kali memproduksi mobil sendiri dengan berbagai merek. Sayangnya, mobil-mobil tersebut memang kalah saing di pasaran dan akhirnya banyak yang gulung tikar, seperti Timor dan Bimantara.