100kpj – Setiap negara memiliki kebijakan berbeda-beda terkait eksositem kendaraan listrik. Sehingga target mencapai zero emission, atau netralitas karbon di sejumlah negara tidak serupa, ada yang lambat, atau cepat.
Di negara belahan Eropa netralitas karbon ditargetkan pada 2050, namun pada 2030 sudah mencapai 55 persen pengurangan emisi. Sedangkan sebagian negara di Amerika ditargetkan pada 2040-2050.
Beberapa negara lain di dunia pun memiliki target yang hampir sama, berbeda dengan Indonesia yang 10 tahun lebih lama untuk mencapai netralitas karbon, tepatnya pada 2060.
Hal itu menyesuaikan dari aturan, infrasturktur, dan pertumbuhan pengguna kendaraan listrik di negara tersebut. Serupa dengan beberapa negara lain di bagian selatan seperti Brazil, Meksiko, Mesin, dan lain-lain.
Tidak heran jika Indonesia dan beberapa negara selatan lainnya berpotensi menjadi tempat pembuangan kendaraan bermesin bahan bakar, baik bensin, ataupun solar di kemudian hari.
Analis Otomotif Senior dari Carbon Tracker, Ben Scoot mengatakan, ketergantungan negara-negara selatan pada kendaraan bermesin pembakaran internal, dan ketergantungan bahan bakar fosil menghambat perekonomian.
“Mereka dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri dengan memberikan insentif untuk beralih ke kendaraan listrik, dan memulai siklus positif yang menghasilkan elektrifikasi yang lebih cepat,” ujarnya, dikutip, Rabu 22 November 2023.
Masih menurut laporan hasil riset Carbon Tracker, negara-negara selatan seperti Asia, Afrika, dan Amerika Selatan bisa menghemat lebih dari 100 miliar dollar per tahun untuk impor bahan bakar, sehingga mengurangi defisit.
“Seiring dengan penghentian penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal di negara-negara utara, beberapa produsen mobil mungkin akan beralih ke negara-negara selatan untuk menjual model-model lama. Sehingga menjadikan kawasan ini bergantung pada bahan bakar fosil,” tuturnya.
Indonesia menjadi salah satu negara di Asia yang telat untuk mencapai netralitas karbon, tidak heran jika ada potensi menjadi tempat pembuangan kendaraan bermesin bahan bakar. Meskipun saat ini pemerintah terus menggenjot ekosistem kendaraan listrik.
“Sekarang bukan waktunya bagi negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan untuk memberikan bantuan kepada perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan status quo (jualan mesin bahan bakar),” sambungnya.
Ada banyak alternatif energi terbarukan untuk menuju netralitas karbon, bukan hanya listrik, namun masih ada hidrogen, tenaga surya, atau campuran tumbuhan atau disebut bioetanol.