100kpj - Presiden Jokowi akan memanfaatkan rumput laut sebagai bahan dasar bioetanol. Artinya tumbuhan yang berada di bawah air tersebut menjadi alternatif kedua setelah tebu sebagai campuran bahan bakar.
Seperti diketahui untuk menuju ramah lingkungan, ada berbagai cara yang bisa dilakukan dalam menekan emisi dari mesin pembakaran. Selain mengandalkan tenaga listrik, cara lainnya adalah mengubah kandungan bahan bakar.
Mengubah kandungan bahan bakar yang dimaksud mencampurkan minyak fosil dengan minyak nabati, atau dari tumbuh-tumbuhan. Cara itu sudah dilakukan di berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia.
PT Pertamina (Persero) menjadi salah satu yang menawarkan bahan bakar minyak, atau BBM jenis tersebut, dimulai dari Bio Solar. Campuran solar dengan prementasi dari kelapa sawit, atau minyak nabati.
Setelah sukses membuat BBM untuk mesin diesel, perusahaan milik negara tersebut kembali merilis bahan bakar bioetanol, atau untuk mesin bensin dengan mencampurkan Pertamax dengan sari tebu sebesar 5 persen, yang disebut Pertamax Green 95.
Cara tersebut bukan sekadar untuk menekan emisi yang dihasilkan secara utuh dari bahan dasar minyak fosil, melainkan menekan impor bahan bakar minyak.
Selain tebu, Presiden Jokowi menyebut rumput laut juga bisa dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol. Hal itu disampaikan saat menghadiri acara Kompas CEO Forum yang digelar baru-baru ini.
"Produk-produk kelautan banyak sekali, sekarang mungkin ke depan yang akan kita ramaikan itu rumput laut. Karena tidak hanya untuk urusan farmasi, kecantikan, rumput laut juga bisa dipakai untuk membuat bioetanol," ujar Jokowi, dikutip, Sabtu 4 November 2023.
Ditambah Indonesia menjadi salah satu negara maritim dengan penghasil rumput laut terbesar di dunia. Saat ini tumbuhan air tersebut juga di ekspor ke sejumlaj negara, dan diolah di dalam negeri hanya untuk produk makanan, dan kecantikan.
"Sekarang kita baru capai 10,2 juta ton dan masih diekspor mentahan yang cuma dibuat tepung agar-agar, kenapa kita tidak larikan ke bioetanol? Dan ini yang saya senang kalau rumput laut dikerjakan, yang bisa dapat di atasnya dapat, tengah dapat, rakyat di pesisir dapat semuanya," tuturnya.
Selain tebu, dan rumput laut, di beberapa negara seperti halnya Brazil memanfaatkan jagung sebagai bahan baku bioetanol. Merangkum beberapa sumber, etanol bisa dihasilkan dari sejumlah tumbuhan yang memiliki kandungan gula, selain dijadikan bahan bakar, juga menjadi minuman beralkohol.