Melalui laporan pengajuan F-1 ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, nilai investasi VinFast untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat manufakturnya di tahap pertama 200 juta dollar, atau setara Rp3 triliun.
Dalam jangka panjang nilai investasi itu bertambah hingga 1,2 miliar dollar, atau setara Rp18 triliun. Pabrik tersebut nantinya akan beroperasi 2026 dengan kapasitas produksi mencapai 50 ribu unit mobil listrik per tahun.
Strategi yang agak mirip dilakukan Chery, namun yang membedakan VinFast akan menjual mobil-mobil listrik di Indonesia pada 2024 dengan status impor, bukan menumpang pabrik untuk merakitnya secara lokal.
Artinya sebelum bangun pabrik di Indonesia, merek Vietnam itu akan lebih dulu jualan di RI. Tercatat ada 4 model yang akan mereka pasarkan di negara Asia, termasuk di negara asalnya, yaitu VF e34, VF 5, VF 6 dan VF 7.
Sebelum pengumuman investasi tersebut, Presiden Jokowi bersama jajaran kementeriannya sudah bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinch agar terjalin kerjasama antara Indonesia dan VinFast.
Hingga akhirnya Kepala Staff Kepresidenan, Moeldoko melakukan pertemuan dengan salah satu perwakilan VinFast, baru-baru ini, karena ingin mengawal langsung brand tersebut.