“Nantinya, semua produk Chery yang dipasarkan di Indonesia pasti lengkap, mulai dari ICE (mesin pembakaran), EV, dan PHEV. Tinggal dilihat mana segmen yang oke, bisa LMPV, MPV, atau ke SUV,” tuturnya.
Namun mantan Sales Direktur Wuling itu menyebut produk hybrid yang akan dirikis pertama kali kemungkinan besar Tiggo 8 Pro PHEV, karena itu dianggap yang cocok untuk pasar Indonesia.
Di negara asalnya SUV itu diberi nama Tiggo 8 Pro e+ yang menggabungkan mesin bahan bakar dengan motor listrik, atau dinamo sebagai sumber penggerak rodanya.
Mengandalkan mesin bensin 4 silinder berkapasitas 1.500cc turbo yang dapat menyemburkan tenaga maksimal 152 dk, dan torsi 230 Nm, terintegrasi dengan dua dinamo sinkron magnet permanen.
Sementara baterainya 18,72 kWh sebagai daya simpan listrik yang mengalir ke dinamo bertenaga 85 dk, dan torsi 150 Nm. Dalam kondisi penuh, baterai itu bisa menjalankan mobil seutuhnya pakai tenaga listrik sampai 75 km.
Jarak tempuh yang cukup jauh untuk mobil hybrid, bahkan tenaganya bisa lebih buas saat mesin bahan bakarnya aktif bersamaan dengan motor listriknya, karena bisa mengeluarkan 324 dk, dan torsi 510 Nm.
Tidak heran jika Chery mengklaim untuk mengajaknya berlari dari diam ke 100 km per jam hanya butuh waktu 7,6 detik, memang bukan yang tercepat di kelasnya namun tergolong agresif jika berkaca pada dimensinya.