100kpj – Mitsubishi Xpander debut sejak 2017, selang beberapa tahun mobil 7-penumpang itu diberikan penyegaran, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) merilis Xpander baru, November 2021.
Meski sudah tergolong lama, namun baru ini 100kpj mencoba Mitsubishi Xpander baru turun ke jalan dengan menempuh jarak ratusan kilometer. Unit yang kami coba adalah tipe Ultimate dengan fitur terlengkap.
Posisi berkendara sedikit tinggi dari versi sebelumnya, meski dilahirkan sebagai medium MPV namun terasa seperti mengendarai SUV dengan memberikan visibilitas yang baik, terutama untuk postur tinggi 175 cm.
Meksi pengaturan setir masih tilt steering, namun jok dengan busa yang tebal dibalut bahan kain memberikan kenyamanan selama berkendara, tidak seperti bahan kulit sintetis yang terasa panas saat duduk terlalu lama.
Pengaturan AC digital, dan rem parkir elektrik artinya tidak ada lagi tuas rem parkir yang biasanya di sisi kiri menyatu dengan konsol. Di bawah tombol rem elektrik terdapat tombol auto hold agar mobil enggak merosot di tanjakan.
Untuk menghidupkan mesin hanya perlu menekan tombol start stop engine, mesin terasa halus diawal hidup, dan saat mulai berjalan secara otomatis pintu mobil terkunci karena adanya speed sensing door lock.
Selama perjalanan kami dimanjakan dengan head unit model floating berukuran 8 inci layar sentuh yang lebih besar satu inci dari versi sebelumnya. Untuk menghubungkan smartphone bisa menggunakan kabel.
Musik tetap berjalan melalui aplikasi di gawai secara online, dan layar hiburan menampilkan peta jalan. Berbeda dengan Low MPV sekelasnya, kami merasa setir Xpander baru ini agak berat, atau lebih berisi.
Sehingga ketika melesat di jalan tol sekitar 80-100 km per jam lebih percaya diri, karena kestabilan yang ditawarkan, dan terasa ajek. Perpindahan transmisi matik CVT 8-percepatannya linear, tapi cukup responsif.
Perjalanan kami mulai dari Jakarta dengan akses Tol Cikampek menuju Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berbagai macam jalan kami lalui, baik permukaan aspal yang rata, turunan, dan tanjakan terjal.
Mobil berisikan dua orang dewasa, dan dua anak-anak. Saat memasuki Banjaran, Bandung Selatan cukup padat, dan stop and go namun sudah tidak ada lagi rpm mesin yang meningkat tiba-tiba seperti versi lamanya.
Melewati jalan menanjak dengan tikungan tajam, tenaga dari mesin MIEV 1.499cc tetap responsif meski berpenggerak roda depan. Di atas kertas enjin tersebut punya tenaga 104 dk di 6.00 rpm, dan torsi 141 Nm di 4.00 rpm.
Melibas jalan dengan permukaan tidak rata enggak khawatir, karena ground clearance Xpander baru tergolong tinggi untuk MPV, yaitu 220 mili meter meningkat 10 mm dari sebelumnya, karena ukuran velg lebih besar dari 17 inci menjadi 18 inci.
Ayunan suspensi depan, dan belakang tidak terlalu keras namun terasa lebih rigid di permukaan aspal yang rata, sehingga handlingnya cukup baik dengan gejala body roll yang minim.
Melalui data MID (Multi Information Display), total perjalanan kami sesampainya di salah satu wisata alam di Pangalengan, mencapai 193,4 kilometer.
Setelah melalui berbagai medan jalan, dengan gaya berkendara yang diterapkan, konsumsi bahan bakar minyak, atau BBM 14,6 km per liter, cukup irit untuk MPV sekelasnya dengan kecepatan rata-rata 55 km per jam.