100kpj – Harga bahan bakar minyak, atau BBM kembali naik di awal Oktober 2023 akibat perubahan harga minyak mentah dunia, dan beberpaa faktor lainya. Terhitung memasuki semester kedua sudah dua kali terkerek.
Pertamina contohnya awal September harga BBM non subdi mengalami kenaikkan. Pertamax (RON 92) dari sebelumnya Rp12.400 menjadi Rp13.300 per liter, dan bulan ini naik lagi menjadi Rp14.000 per liter.
Sedangkan Pertalite (RON 90) yang merupakan kategori BBM bersubsidi harganya masih Rp10.000 per liter, artinya ada selisih Rp4 ribu dari Pertamax. Lalu apakah masyarakat akan beralih ke BBM subsidi?
Viktor sebagai salah satu pengguna Honda HR-V mengaku heran dengan pemerintah yang tidak bisa menahan harga BBM meski ada perubahan secara global. Tapi menurutnya, semahal apapun BBM tetap akan dibeli.
“Sekarang kan tergantung orangnya, kalau mau pakai mobil enak yang RON tinggi jadi kalau ada selisih Rp4 ribu dari Pertalite, saya tetap pakai Pertamax,” ujarnya kepada 100kpj, Selasa 3 Oktober 2023.
Di tempat terpisah, Mulyadi pengguna Toyota Rush menyebut, sudah beralih ke Pertalite sejak BBM non subsidi mengalami kenaikkan berkali-kali di tahun ini. Menurutnya tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan.
“Sama saja kayaknya rasanya, habis lumayan sekarang sudah berapa per liter (Pertamax), saya juga enggak jauh-jauh pakai mobil servis juga rutin,” tuturnya saat dikonfirnasi.
Berbeda dengan Octa sebagai pengguna Honda City Hatchback. Dia tidak yakin dengan kualitas BBM yang dijual Pertamina, sehingga tidak berpengaruh saat ada kenaikkan karena dia lebih memilih brand swasta.
“Dulu sempat pakai Pertamax tapi ada aja masukkan ngapain pakai BBM Pertamina kita enggak tahu kualitasnya benar, atau tidak, dan harganya naik terus. Jadi sudah satu tahunan saya pakai Shell Super, atau Vivo 92,” kata manager salah satu agency periklanan tersebut.
Sementara Popy pengguna Kia Sonet mengaku tetap menggunakan Pertamax, atau BBM sejenis meski harganya naik di bulan ini, karena kualitas bahan bakar menjadi patokan utamanya demi mendapatkan performa maksimal.
“Kalau untuk pemakaian tergantung dari masing-masing personal orangnya, dan pendapatannya. Kalau sampai saat ini saya masih menggunakan Pertamax, BP 92, Shell Super,” tutur salah satu karyawan BUMN tersebut.