100KPJ

Siap Dijual, Solar dari Sampah Plastik Ini Sudah Digunakan Toyota Fortuner

Share :

100kpj - Bahan bakar minyak, atau BBM yang digunakan pada mesin kendaraan bermotor menggunakan bahan dasar minyak fosil, dengan mencampurkan zat adiptif sebagai salah satu peningkat angka oktan.

Namun karena ketersediaan minyak fosil secara global yang semakin menipis, berbagai cara dilakukan perusahaan penjual BBM. Salah satunya mencampurkan ekstrak tumbuhan, atau biasa disebut bio etanol, dan bio diesel.

Bahkan ada beberapa bahan dasar lain yang digunakan sebagai BBM, salah satunya dari limbah sampah plastik yang merupakan karya warga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Bahan bakar dari hasil pengolahan sampah plastik tersebut diberi nama Petasol, diolah menggunakan mesin khusus yang disebut berteknologi Faspol 5.0, dan menjadi solusi penanganan volume sampah yang terus meningkat.

Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan, ini menjadi solusi penanganan sampah plastik secara tuntas, dan diubah menjadi bahan bakar dengan memanfaatkan teknologi fast pyrolysis dengan menambahkan katalis, dan teknologi plasma yang aman bagi lingkungan.

"Hasil inovasi ini siap untuk dikomersialisasikan karena telah melewati beberapa uji, dan kajian. Hasil uji kualitas setara dengan bio solar dan Pertamina Dex. Hasil BBM sudah diujicobakan ke kendaraan," ujar Nana dikutip Antaranews, Kamis 28 September 2023.

Teknologi Faspol 5.0 merupakan inovasi Bank Sampah Banjarnegara yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dilatarbelakangi oleh permasalahan sampah, terutama sampah plastik.

"Polusi sampah plastik Indonesia ini mencapai 5,4 juta ton per tahun dan sekitar 20 persen sampah plastik ini berakhir di perairan laut. Sebanyak 50 kilogram sampah plastik dapat diolah menjadi BBM setara solar sebanyak 30 liter, bensin 10 liter, minyak tanah sebanyak 5 liter, air 2 liter, dan residu karbon aktif sebanyak 3 kg," tuturnya.

Bukan sekadar menjadi bahan riset, namun solar dari sampah tersebut siap dijual setelah diuji coba BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) pada salah satu mobil SUV bermesin diesel yang sudah cukup berumur, namun tidak ditemukan masalah, alias berhasil.

"Kemarin sudah dilakukan pengujian oleh BRIN dan bisa digunakan baik pada mesin pertanian maupun mesin kendaraan bermotor seperti mobil kemarin yang diuji Fortuner tahun 2008 dan dinyatakan laik untuk digunakan pada kendaraan," tuturnya.

Toyota Fortuner generasi pertama yang diproduksi lokal sejak 2007 itu menggendong mesin diesel berkode 2KD-FTV dengan kapasitas 2.500cc sistem pembakaran D-4D, atau Direct Four Stroke Turbo Common-rail Injection.

Menariknya Petasol sudah merilis logo bersama BRIN, namun untuk memasuki produksi massal bahan bakar solar yang terbuat dari limbah plastik itu masih dalam proses pendaftaran regulasi, dan pengurusan izin untuk dapat dijual secara umum.

"Saat ini perizinan sedang diupayakan. Nanti akan ada izin edar dan sebagainya. Proses dengan BRIN sudah sampai level nasional dan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada informasi terkait proses perizinan tersebut," sambungnya.

Share :
Berita Terkait