Nafas dari masing-masing posisi gigi tergolong panjang. Menariknya kopling tidak terlalu keras seperti GR Yaris yang sempat kami coba di tempat terpisah, namun tendangan tenaga yang diberikan mengejutkan, sangat responsif di setiap putaran.
Raungan knalpot yang terdengar ke kabin menambah adrenalin kami saat berada di balik kemudi. Melahap trek lurus dengan jarak yang tergolong pendek, hanya bisa memaksimalkan mobil sampai gigi 4 dengan kecepatan di atas 100 kpj (km per jam).
Bermanuver di lintasan, mobil mengikuti kemauan pengemudi suspensi yang rigid membuat kami tambah percaya diri melibas tikungan di kecepatan tinggi sekalipun karena handling yang stabil, meski kondisi lintasan yang cukup sempit.
Sayang, hanya diberikan kesempatan satu putaran mencoba mobil sport tersebut. Rasa yang sedikit berbeda kami temukan ketika mencoba GR 86 matik atau versi standar yang dijual untuk masyarakat umum.
Secara tenaga kami rasa hanya ada penurunan sedikit dengan versi TGRI, handlingnya agak lebih liar ketika melibas tikungan, namun masih mudah dikendalikan untuk sekelas mobil sport.
Basik GR 86 dipersenjatai mesin boxer, serupa dengan Subaru BR-Z dengan empat silinder yang ditempatkan serendah mungkin, agar mendapatkan pusat gravitasi lebih ke bawah untuk aerodinamis.