100kpj – Mantan Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JCC) periode 2016-2020, Djoko Dwijono ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung atas kasus korpusi proyek Jalan Tol Layang MBZ.
Djokow Dwijono adalah salah satu tersangka, dari dua orang lainnya yang terjerat kasus korupsi Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevate II tersebut. Lantas seberapa tajir eks Dirut Jasa Marga tersebut?
Berdasarkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara), total kekayaannya hanya Rp3,980 miliar pada periode Maret 2020. Dari angka tersebut, aset terbesar surat berharga senilai Rp1,221 miliar.
Sementara melihat koleksi mobilnya cukup tidak disangka-sangka, karena hanya terdapat dua unit mobil yang bukan masuk kategori mewah, total nilainya Rp315 juta.
Mobil tersebut adalah Honda Mobilio lansiran 2014 seharga Rp115 juta, dan Mazda Biante buatan 2014 yang ditaksir Rp200 juta pada saat itu. Keduanya adalah mobil keluarga jenis MPV yang punya spesifikasi berbeda.
Merangkum dari beberapa sumber, Mazda Biante pertama kali masuk Indonesia pada 2012. MPV pintu geser itu hadir sebagai pesaing Toyota Nav1, dan Nissan Serena, atau secara kasta lebih murah dari Toyota Alphard.
Biante yang masuk ke Indonesia statusnya impor utuh dari Jepang, berselang satu tahun tepatnya pada 2013 mobil dengan konfigurasi captain seat itu langsung mendapatkan penyegaran, alias facelift.
Jantung pacunya tetap mempertahankan mesin bensin empat silinder 1.997cc Skyactive-G yang mampu menyemburkan tenaga 150 dk di 6.200 rpm, dan torsi 190 Nm di 4.500 rpm.
Namun umur mobil tersebut di pasar Indonesia tidak lama, memasuki 2018 Mazda memutuskan untuk setop penjualannya, karena secara global memang sudah disuntik mati, di mana pabrikan fokus di segmen sedan, dan SUV.
Honda Mobilio sempat menjadi sorotan di awal kemunculannya pada September 2013. Mengingat Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang merilis Low MPV tersebut dengan memanfaatkan platform Jazz.
Dalam kurun waktu dua tahun, mobil 7 penumpang Honda itu terjual sebanyak 122.220 unit di seluruh Indonesia. Pencapaian yang bagus untuk pendatang baru, namun lambat laut popularitasnya terus merosot.
Bahkan meski sudah terpuruk, sampai saat ini mobil dengan mesin 1.500cc tersebut masih tetap dibiarkan tanpa ada penyegaran, atau perubahan siginfikan.