100KPJ

Resiko Over Kredit di Bawah Tangan, Ini Kerugian yang Ditanggung Pembeli

Share :

100kpj – Mobil bukan sekadar transportasi untuk berpindah tempat, namun menjadi penunjang penampilan, dan mengukur tingkat ekonomi seseorang. Ada banyak cara untuk meminang mobil baru , atau bekas.

Jika memiliki uang pas-pasan, kredit mobil jalan alternatif. Sejumlah lembaga pembiayaan, atau lising menawarkan paket angsuran dengan DP (Down Payment) yang disesuaikan oleh kemampuan debitur.

Baca juga: Ukur Diri dulu Jika Ingin Kredit Toyota Yaris Cross, Segini Gaji yang Pantas

Meski di awal konsumen sudah merasa mampu dengan paket kredit yang sudah diajukan, tapi ada saja yang macet di tengah jalan atau menunggak cicilan mobil hingga akhirnya di tarik lising.

Ada banyak faktor yang membuat kondisi keuangan debitur tiba-tiba berubah, dan tidak mampu lagi meneruskan kredit mobilnya.

Pilihannya agar tidak terlalu rugi karena ditarik lising, biasanya oper kredit kepada orang yang ingin memiliki mobil serupa. Sehingga ada uang yang masuk kantong, setidaknya setara DP, atau lebih dari itu menyesuaikan angsuran yang sudah dibayar.

Tapi over kredit di bawah tangan, atau tanpa pengetahuan lising tidak diperbolehkan. Lalu apa kerugian yang ditanggung pembeli, atau pihak kedua saat melanjutkan cicilan mobil yang masih kredit?

“Over kredit di bawah tangan memang terlihat lebih cepat, namun sangat lemah dari sisi hukum, dan dilarang dalam undang-undang,” ujar Financial Educator dan Riset Lifepal marketplace asuransi, Aulia Akbar dalam keterangan resminya.

Diketahui, larangan over kredit tanpa pemberitahuan kepada lembaga peminjaman uang alas lising sudah dijelaskan cukup lengkap di dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Pasal 23 ayat (2). 

Dalam UU itu dijelaskan Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan kepada pihak lain, benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia. 

Sebelumnya Head of Communication and Event PT Asuransi Astra, Laurentius Iwan Pranoto pernah menyarankan, calon pembeli harus waspada saat membeli mobil over kredit. Salah satu kerugiannya hilangnya jaminan asuransi kendaraan.

“Mobil kredit, kalau yang over kredit itu asuransi batal ya. Banyak orang enggak tahu. Dianggapnya mobil over kredit nerusin cicilan, asuransinya juga nyambung. Padahal enggak bisa," kata Iwan.

Mobil yang dibeli secara over kredit bakal menggugurkan asuransi karena saat perjanjian membeli mobil pertama adalah mengatasnamakan pembeli pertama. Artinya, pihak asuransi tak melakukan perjanjian dengan tangan kedua.

"Pemilik baru yang beli secara over kredit nanti mobilnya baret, klaim asuransi akan ditolak. Perjanjian asuransi di awal sama Iwan. Lalu Iwan jual mobil ke lain. Artinya sudah ganti pemilik," sambungnya.

Oper kredit di bawah tangan dilandasi hukum karena dikhawatirkan pembeli atau orang kedua itu tidak membayar cicilan, sehingga lising akan sulit mencari keberadaannya.

Share :
Berita Terkait