100kpj – Merek mobil Esemka sempat menjadi polemik di tengah masyarakat, terutama industri otomotif. Sederet nama pejabat terlibat, mobil itu juga yang melambungkan nama Joko Widodo saat menjadi Wali Kota Solo pada 2012.
Sekilas, mobil tersebut awalnya diciptakan oleh pelajar-pelajar SMK pada 2008 silam, yang dipimpin oleh Sukiyat. Namun saat ini Sukiyat tidak dilibatkan, pria paruh baya itu sekarang justru mengurus AMMDes (Alat Mekanik Multifungsi Perdesaan).
Bukan hanya Jokowi, mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropryino pernah terlibat. PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan yang digawanginya pada 2015 itu mengklaim sebagai pemegang merek Esemka.
Namun pada pertengahan 2018, Hendropriyono, sapaan akrabnya, akhirnya cabut meninggalkan merek mobil anak bangsa tersebut. Kini, lisensi merek Esemka sepenuhnya berada di tangan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang awalnya merupakan nama pabrik.
Pabrik yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah itu menurut rencana bakal memproduksi massal pertama mobil berjenis pikap bernama Bima. Bukan SUV atau MPV, namun PT SMK sudah punya hitung-hitungan matang untuk memasarkan Esemka pertama kali lewat pikap. Demikian seperti yang disampaikan Presiden Direktur PT SMK, Eddy Wirajaya baru-baru ini di Gedung Kementerian Perindustrian.
“Langkah pertama komersial dulu, kalau enggak begitu enggak hidup. Passanger car belum, kami masih fokus di pikap, dan itu strategi kami,” ujarnya.
Eddy berharap mobil pikap Esemka Bima bisa segera tayang tahun ini. “Informasi selanjutnya tunggu saat launching, doakan, mudah-mudahan tahun ini (meluncur). Kandungan lokalnya kami usahakan semaksimal mungkin dengan industri lokal,” tuturnya.
Seperti diketahui, PT SMK telah menggelontrokan dana Rp600 miliar untuk mendukung fasilitas pabrik Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik tersebut diklaim memiliki fasilitas yang memadai, mulai dari lintasan pengetesan, perakitan bodi dan lain-lain.
Namun soal jaringan diler sampai saat ini masih misteri. Lantas apakah nantinya mobil karya anak bangsa itu dilirik konsumen?
Masih Abu-abu
Sementara itu Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus menjelaskan, peluang mobil Esemka untuk bertarung di pasar masih abu-abu. Sebab soal strategi pasar, jaringan diler atau produk tidak dijelaskan secara detil.
“Belum ada citra bagus yang berhasil dibuat oleh brand Esemka. Sehingga akan meninggalkan keraguan di benak calon customer saat produk tersebut pertama kali dipasarkan,” ujar Martinus kepada 100kpj.com, Kamis 15 Agustus 2019.
Sementara itu Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyambut kehadiran Esemka. Asosiasi yang menaungi merek-merek mobil di dalam negeri tersebut membuka pintu jika Esemka ingin gabung menjadi anggota.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengatakan, merek mobil nasional itu memang belum jadi anggota. Maka soal strategi ke depan, apakah Esemka mampu berperang di tengah persaingan pasar belum bisa dikomentari.
“Belum tahu sama sekali mengenai produk-produk mereka, belum tahu harganya. Kami sebagai asosiasi menanungi industri otomotif, akan sangat gembira kalau Esemka mau jadi anggota,” ujarnya kepada 100kpj.com.
Menurutnya, merek mobil itu memang belum mendaftarkan diri ke Gaikindo. Diduga lantaran masih sibuk dengan urusan internalnya. Namun jika ingin bergabung, tentu sangat terbuka selama perusahaannya memiliki visi dan misi.
Merek mobil yang berada di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi itu juga tidak bisa dikomentari lebih dalam oleh Nangoi. Terlebih kemampuannya bersaing di tengah persaingan, baik di kelas komersial atau penumpang.
“Tergantung dari organisasinya, yang memasarkan siapa. Kalau yang mau dijual pikap, saya juga kurang ngerti kelasnya berapa ton, jaringan dilernya seperti apa, purna jualnya bagaimana. Jadi saya masih buta,” tuturnya. (re2)
BACA JUGA:
Lebih Besar dan Jok Pakai Captain Seat, Ertiga Versi Mewah Siap Masuk RI?
BACA JUGA:
Jalan Fatmawati Masuk Ganjil Genap, Banyak Pengendara Kebingungan