Product Expert PT HMID Bonar Pakpahan mengatakan, penyegaran yang dilakukan berdasarkan permintaan masyarakat. Terutama pada sektor panel instrumen, paling banyak masukkan agar desainnya diubah.

“Kami mendapatkan feed back area yang perlu diperbaiki, termasuk meter klaster area yang paling banyak dapat masukkan. Sebagian menyebut soal visibiltas, dan dari sisi estetika (cover tersebut),” tutur Bonar.

Bukan hanya itu, pada Stargazer varian tertinggi tersebut sektor pengereman belakang menjadi disk brake dari sebelumnya tromol. Untuk pilihan captain seat di bari kedua tersedia mulai dari tipe Essential sampai Prime. 

“Untuk tipe Prime mendapatkan sedikit perubahan, side skirt, elektrik parking brake, dan auto hold, velg cadangan bukan space tire, sudah sama dengan velg utama,” katanya.

Soal harga, produsen mobil berlogo H miring itu merilis banderol New Stargazer dalam kondisi off the road. Mulai dari Rp219,948 juta tipe Active manual, sampai Rp283,380 Prime IVT dengan dua warna bodi atau two tone.

Untuk varian baru, atau Essential dengan sejumlah fitur baru yang didapat banderolnya Rp228,557 juta transmisi manual, dan Rp240,671 juta matik IVT.

Tujuan dari beberapa perubahan yang diterapkan pada Stargazer baru ini berdasarkan masukkan dari masyarakat. Selain itu, berkaca dari versi sebelumnya penjualan lebih didominasi tipe tertinggi, yaitu Prime.