Meskipun kondisi mesin mati, kami tetap menikmati sistem hiburan di dalam mobil begitupun AC yang tetap menyala. Karena baterai lihitum-ion berdaya 10 ampere di XL7 Hybrid menjaga kelistrikan tetap hidup.
Tujuan kedua kami melanjutkan perjalanan ke Gumuk Pasir Parangkusumo, untuk menuju lokasi tersebut ada aturannya. Sehingga kami agak cukup responsif menginjak pedal gas agar sampai sesuai waktu yang ditentukan.
Rutenya lebih banyak mendatar, dan sedikit tanjakan, cukup jarang kami melewati jalan dengan permukaan menurun. Alhasil sesampainya di destinasi wisata tersebut, konsumsi BBM di layar MID di angka 24 km per liter.
Saat mobil kembali diisi bahan bakar, salah satu peserta menjadi mobil paling irit dengan capaian 19,05 km per liter, namun catatan di MID tidak diberikan informasi.
Sistem kerjanya serupa dengan Ertiga Hybrid, atau Grand Vitara Hybrid. Alternator konvensional diganti dengan ISG untuk membantu kerja mesin dari putaran bawah, atau saat mobil berjalan dalam kondisi tertentu.
Komponen pengganti alternator tersebut bergerak dengan bantuan listrik yang disalurkan dari aki berdaya 42 Ah. Aki kering itu juga punya tugas menghidupkan mesin, saat fitur engine auto start stop aktif.