100kpj – Mobil listrik berbasis baterai menjadi salah satu solusi untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan dari mesin pembakaran, atau mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang ketersediannya semakin menipis.
Di Indonesia sudah cukup banyak mobil listrik yang beredar di pasar, spesifikasinya beragam, begitu juga dengan harga. Masing-masing produk membutuhkan daya listrik dengan watt tertentu untuk pengisian baterainya.
Mobil listrik yang dijual di Indonesia sebagian besar masih berstatus impor utuh, karena baru Wuling dan Hyundai yang merakitnya secara lokal. Meski beberapa komponen utama seperti baterai belum dibuat di dalam negeri.
Meski pilihan mobil listrik di RI sudah cukup banyak, namun populasi atau peminatnya belum terlalu besar. Tentu ada beberpaa faktor yang menjadi penyebab utamanya, yaitu ketersediaan infrastrukur dan harga jualnya.
Saat ini banderol mobil pelahap seterum masih tergolong tinggi untuk sebagian orang, walaupun pemerintah sudah memberian keringanan berupa potongan PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
Kemudian penyebaran alat pengisian baterai juga belum merata. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil listrik di dalam negeri sepanjang 2022 mencapai 10.327 unit dan menjadi pencapaian tertinggi.
Berbeda dengan China, menjadi negara terbesar penghasil kendaraan listrik di pasar global maka penjualan kendaraan roda empat tanpa emisi di negara tersebut cukup mengejutkan. Terutama prediksi di tahun ini
Berdasarkan data asosiasi mobil penumpang China, atau CPCA memprediksi bahwa penjualan mobil listrik dari diler ke konsumen, atau secara retail diprediksi tembus 740 ribu unit hanya dalam waktu satu bulan, yaitu di Juni 2023.
Artinya mengalami peningkatan 10 persen dari bulan sebelumnya, atau 30 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Angka fantastis untuk kendaraan listrik yang secara teknologi masih tergolong baru.
Sebelumnya CPCA merilis data bahwa penjualan mobil listrik, atau new energy vehicle terus mengalami pertumbuhan yang pesat, sepanjang Januari-Maret 2023 sudah mencapai 2,55 juta unit yang dikirim ke konsumen.
Namun angka tersebut terbagi menjadi dua kategori, untuk listrik murni berbasis baterai masih endominasi penjualan sebanyak 70 persen, dan 30 persen diisi oleh PHEV (plug-in hybrid electric vehicle).