100kpj – Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki bahan baku untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Maka banyak brand yang mulai melirik negara kepuluan tersebut untuk menancapkan kuku bisnisnya.
Setidaknya ada tiga merek yang sudah memproduksi mobil listrik, dan hybrid di RI dengan investasi besar-besaran, yaitu Toyota, Wuling, dan Hyundai. Belum termasuk perusahaan yang ingin membuat baterai.
Bukan hanya itu, karena akan ada lagi merek otomotif ternama yang siap membuat mobil listrik di dalam negeri. Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
“Bapak Presiden dapat kami laporkan, minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik, dan jaringan distribusi dengan nilai investasi 1,3 miliar dollar Amerika,” ujarnya dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 21 Juni 2023.
Artinya setara Rp19,5 triliun, nilai yang cukup besar jika merek tersebut hanya fokus membuat mobil pelahap seterum. Namun nama dari merek tersebut masih dirahasiakan, meski disebut produknya cocok untuk orang RI.
Bahkan Luhut menyebut, harga mobil listrik tersebut nantinya terbilang terjangkau. Tidak heran jika ada dugaan brand tersebut berasala dari negeri Tiongkok, sebagai penguasa pasar kendaraan listrik untuk saat ini.
“Ini akan menjadi game changer buat presiden, karena produk EV yang mereka produksi cocok dengan selera rakyat Indonesia dengan harga yang terjangkau,” tuturnya.
Indonesia dalam waktu dekat kedatangan merek baru asal China. Mereka akan memperkenalkan diri saat pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show, atau GIIAS 2023 di ICE BSD, Tangerang pada 10 Agustus.
Tercatat ada 4 merek yang hadir di pameran tahunan tersebut, yaitu Neta, GWM Tank, Ora, dan Haval. Namun tidak diketahui, apakah invstasi baru tersebut datang dari keempat merek ini, atau berbeda.
Sekilas, Neta adalah nama mobil listrik asal China yang diproduksi Hozon Auto, ada beberapa model salah satunya Neta V yang sempat digadang-gadang masuk pasar RI melalui PT Solo Manufaktur Kreasi, atau Esemka.
Lalu ada Ora merek mobil di bawah payung GWM, namun lebih fokus membuat kendaraan listrik dan sudah dipasarkan di beberapa negara, salah satunya Thailand. Pun dengan Haval, merek asal Tiongkok itu masih anak perusahaan GWM.
Luhut menjelaskan, bahwa merek pendatang baru yang namanya dirahasiakan itu mulai beroperasi Mei 2024. Dan membutuhkan tembaga, sebagai salah satu bahan dasar untuk pembuatan mobil listriknya di dalam negeri.
Seperti diketahui, tembaga menjadi salah satu komponen utama dari kendaraan pelahap seterum karena digunakan sebagai kumparan, atau pengantar arus kelistrikan, salah satunya di dalam motor penggerak.